Perahu Korban Tsunami Aceh yang Nyangkut Rumah Ini Sengaja Tak Diturunkan, Aset Wisata Sejarah
Perahu korban tsunami yang nyangkut di sebuah atap rumah ini sengaja tak diturunkan. Didesain sebagai aset wisata sejarah.
Editor: Agung Budi Santoso
Serambi yang menyambangi situs tsunami tersebut pada Sabtu (16/5) mendapati tembok rumah yang menganga di mana-mana diterjang badai.
Cat berwarna putih kusam ditingkap coretan di sana sini menegaskan kondisi sebenarnya.
Wajah bangunan yang diamuk badai tersebut juga nyata membayang pada kondisi dapur, lantai, tangga, dan ruangan lainnya yang tentu saja sudah tak lagi berwajah layaknya sebuah rumah.
Langit yang menjadi tenda biru raksasa menaungi rumah yang diubah menjadi situs wisata. Sebagian dari atap seng sudah copot saat peristiwa yang sudah berumur 1 dekade itu terjadi.
Sementara kondisi kapal dipugar dengan cara dicat kembali sesuai dengan warna aslinya.
Permainan warna putih, abu-abu dengan aksen merah membalut badan boat.
Sementara sebuah prasasti dan pamplet menancap di sisi muka dan samping boat.
Sebuah etalase kaca berwujud majalah dinding memajang foto yang dilengkapi secuil riwayat peristiwa yang ditulis dalam dua bahasa, Indonesia-Inggris.
Untuk mendapatkan foto-foto yang bercerita seputar mahaduka yang telah meluluh lantakkan kampung nelayan tersebut, silahkan menapaki tangga menuju lantai 2.
Di situ jejeran foto menjawab rasa ingin tahu pengunjung terhadap dampak gempa dan tsunami terhebat sepanjang 40 tahunan terakhir.
Untuk mengetahui cerita lebih lanjut, warga setempat yang turut menjadi korban akan dengan senang berbagi cerita dengan anda.
Tentu saja tanpa iming-iming ini-itu.
Mereka orang-orang sederhana yang ingin sekedar menuturkan kisah agar manusia lainnya turut mereguk hikmah dari pengalaman yang dirasakannya.
Tentu saja pengunjung akan merasakan pengalaman berbeda dari cerita yang meluncur langsung lewat bibir korban.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.