Sayur Katuyung, Kuliner Favorit Wisatawan Banjarmasin
Di Kalimantan Selatan, Katuyung sering diolah menjadi sayur disantap dengan nasi, namuin bsa juga dimakan tanpa nasi.
Editor: Mohamad Yoenus
Rasanya belum nikmat jika tak berhasil mengenyot daging katuyungnya hingga keluar dari cangkangnya.
Sayur Katuyung. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Di balik semua kenikmatannya itu, ternyata ada rahasia tersendiri agar cita rasanya nikmat.
Dia ternyata memasaknya masih menggunakan cara tradisional, yaitu memakai anglo.
"Dibakarnya dengan arang. Arangnya pun bukan sembarang arang, harus yang berasal dari kayu galam. Banyak yang bilang rasanya akan lebih nikmat," ungkapnya.
Anglo yang dipakainya pun tidak dibelinya secara khusus. Anglo itu ternyata buatan sang paman berbahan semen.
Memasak sayur katuyung menggunakan anglo dengan arang kayu galam sudah merupakan tradisi di keluarganya.
"Belum pernah sih memasaknya pakai kompor gas atau kompor minyak. Tetapi pelanggan saya selalu berkata kalau sayur katuyung akan lebih nikmat kalau dimasak memakai anglo, pakai arang soalnya kepulan asapnya beda dan bikin aromanya itu lebih sedap," ujarnya.
Untuk menjaga cita rasa dan tampilan kuah santannya agar tidak pecah, dia menggunakan santan kental dan cair.
"Katuyung direbus dua kali. Rebusan pertama untuk mematangkan dagingnya. Rebusan kedua untuk memantapkan kekenyalan dagingnya. Di rebusan kedua ini, diberi santan cair. Lalu ketika sudah hampir matang, masukkan santan kental supaya santan cairnya tidak pecah saat disajikan. Jadi, tampilannya bagus," ungkapnya.
Salah satu penyuka sayur katuyung adalah Nita.
Sejak kecil, dia sudah sangat akrab dengan sayur ini.
Ditanya tentang kesannya saat memakan katuyung, katanya sedap.
"Karena kuahnya santan, jadi ada rasa lemaknya juga. Dagingnya kenyal enak banget di lidah. Ada rasa manisnya juga. Lemak-lemak manis gitu deh. Maknyus pokoknya," ujarnya.
Pengunjung lainnya, Yola berasal dari Jakarta.