Luka Terjatuh atau Digigit Binatang? Minyak Bulus Banjarmasin, Obat Mujarabnya, Ini Lokasi Jualnya
Minyak bulus Banjarmasin yang dijual di kawasan Jalan Pierre Tendean, banyak dicari orang. Karena manjur obati luka jatuh atau digigit binatang.
Editor: Agung Budi Santoso
"Kalau minyak sawa, tanpa dicium pun sudah bisa dibedakan dari penampakannya yaitu dedaknya banyak karena lemaknya ular itu banyak sekali. Beda dengan minyak bulus dan minyak biawak, dedaknya sedikit," ungkapnya.
Kemudian, antara minyak hasil pemanasan di api dan yang dijemur di bawah sinar matahari pun jauh bedanya. Bedanya dari segi kebeningannya. Minyak yang dijemur lebih bening dibandingkan dengan yang dipanaskan di api.
"Kalau khasiatnya sama saja," ujarnya.
Beda lagi dengan pengakuan Fitriyani, penjual minyak bulus lainnya.
Dia dan suaminya berjualan ini sejak puluhan tahun lalu. Mereka mendatangkan binatang-binatang itu dalam keadaan hidup kemudian mereka sembelih lantas dikuliti untuk dibuat minyaknya.
"Nggak ngeri kok pegang-pegang ular sawa yang masih hidup, kemudian menyembelihnya. Sudah biasa karena ini memang mata pencarian utama kami," katanya.
Caranya membuat ini sama saja dengan cara Sahruddin tadi. Di sini, dia juga menjual minyak lintah yang hanya memiliki satu fungsi, yaitu untuk kejantanan kaum pria.
"Dioleskan sambil dipijat-pijat, untuk membesarkan alat kelamin pria," tuturnya.
Dia menjual minyak lintah ini Rp 80.000 yang tidak asli dan Rp 150.000 yang asli.
Penjual lainnya, Bariyah, mengaku dagangannya berupa minyak ular sawa dan minyak bulus cukup laris dibeli untuk oleh-oleh atau dipakai sendiri oleh si pembeli.
Dia biasa menjual minyak botol botol kecil Rp 25.000, sedang Rp 70.000 dan besar Rp 100.000. Sementara minyak ular sawa Rp 30.000.
Salah satu pembelinya adalah Ita yang biasa memakai minyak bulus untuk mengobati gatal-gatal di kulitnya.
"Daripada ke dokter, biaya mahal. Lebih baik saya beli minyak ini saja. Biasanya penyakit kulit saya sembuh," jelasnya.
Nah, mau kemari gampang saja rutenya.
Tinggal naik kendaraan umum seperti becak, ojek atau bajaj. Bilang saja mau ke Jalan Kapten Pierre Tendean dekat Kelenteng Sutji Nurani.
Karena mereka sering menggelar dagangannya di dekat situ, biasanya akan langsung diantarkan ke tujuan karena daerah ini sangat dikenal di sini. Kalau untuk angkutan kota sangat jarang lewat di sini.