Makam Sam Ratulangi di Tondano, Jejak Sejarah Pahlawan Nasional dari Sulawesi Utara
Makam Sam Ratulangi ini berbentuk seperti waruga. Yakni kubur batu bangsa Minahasa pada zaman megalitik lalu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Pada agresi militer Belanda yang kedua, Sam Ratulangi ditangkap pada 25 Desember 1948 ketika Belanda menyerbu dan menduduki Yogyakarta.
Karena kondisi kesehatannya yang menurun, Sam Ratulangi dibebaskan pada Februari 1949 dan dibawa ke Jakarta smpai ia meninggal pada 30 Juni 1949.
Di sebelah kanan monumen, berdiri makam Sam Ratulangi.
Melewati tangga menurun, atau saat memasuki tangga bisa langsun ke kanan.
Makam Sam Ratulangi ini berbentuk seperti waruga.
Yakni kubur batu bangsa Minahasa pada zaman megalitik lalu.
Di tugu ini tertulis "Pahlawan Kemerdekaan Nasional Dr.G.S.S.J. Ratulangie. Lahir: Tondano Tgl 5 Nov. 1890, Meninggal: Jakarta Tgl. 30 Juni 1949".
Kondisi makam keseluruhan terlihat bagus.
Di perbukitan dengan suasana asri, di tengah sejuknya hawa Kota Tondano.
Makam ini terawat dengan baik. Jika ke makam ini dan pintunya terkunci, jangan langsung pergi dulu.
Penjaga makam tinggal di belakang makam, dan bisa dihubungi kapan saja. Penjaga makam ini pula yang akan menjelaskan langsung sejarah tentang Sam Ratulangi ini.
Dari Kota Manado, butuh berkendara sekitar 90 menit.
Yang menggunakan angkutan umum, makam ini sangat mudah ditemui. Di terminal Karombasan Manado, naik jurusan Tondano.
Lalu turun di terminal Tondano, dan hanya berjalan kaki sedikit sudah tiba di makam pesohor Sulawesi Utara ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.