Asyiknya Keliling Candi Gedongsongo Semarang sembari Menunggang Kuda
Candi Gedongsongo merupakan candi yang memiliki sembilan kelompok bangunan.
Editor: Mohamad Yoenus
"Kalau rutin, penyakit rematik juga bisa sembuh. Maksimal berendam satu jam," kata Arif.
Puas berendam, anda bisa berbilas di tiga kamar mandi yang disediakan.
Tubuh pun terasa segar dan siap melanjutkan perjalanan menyusuri kelompok candi yang tersisa.
Lelah menapaki jalur sepanjang 1,5 Km, anda bisa berwisata kuliner di area pujaserta yang ada di jalur keluar candi.
Pedagang serabi di Candi Gedongsongo, Semarang. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)
Sate kelinci menjadi menu andalan para pedagang di kompleks Candi Gedongosong.
Jika beruntung, anda bisa melihat langsung pedagang mempersiapkan masakan tersebut.
Mulai dari memisahkan daging dari tulang kelinci, menusuk, dilanjutkan membakar dan memberi bumbu, hingga akhirnya dihidangkan di meja.
Namun, anda yang tak doyan sate kelinci tak perlu khawatir, pedagang di kawasan ini juga menawarkan sejumlah menu. Di antaranya mi rebus dan bakso.
Jangan lupa pula mencicipi camilan berupa serabi lipat yang bisa dinikmati langsung setelah diangkat dari penggorengan di atas bara api.
Anda bisa memilih isian serabi tipis ini, di antaranya, pisang, cokelat, dan nangka.
Anda yang ingin mendapatkan kehangatan bisa juga memilih wedang ronde yang dijual pedagang menggunakan gerobak dorong.
Pujasera ini tidak hanya menyediakan makanan.
Souvenir di Candi Gedongsongo, Semarang. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)
Oleh-oleh berupa gantungan kunci, hiasan dinding, juga kaus bertuliskan Gedongsongo dijual mulai Rp 5.000 per buah.
Gedongsongo terletak 45 Km dari Kota Semarang.
Candi ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Khusus bus, pengunjung harus turun di halaman parkir yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kawasan candi.
Perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek atau angkutan desa (angkudes) yang memang disediakan untuk dicarter pengunjung.