Ngabuburit di Masjid Kubah Emas Depok Sembari Baca Qur'an, Zikir dan Nikmati Estetika Interior
Mau cari tempat yang adem buat ngabuburit sekalian zikir, baca Qur'an? Masjid Kubah Emas di Depok, pilihannya. Interior masjid sedap dipandang.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Jam masih menunjukan pukul 14.30 WIB saat saya menelusuri Jalan Meruyung Raya, Depok. Matahari telah bergeser dari titik kulminasi.
Kendaraan-kendaraan bermotor masih berlalu lalang cepat seperti memburu waktu untuk tiba di rumah. Di kiri dan kanan jalan, tampak berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Beberapa orang tampak sedang berdiri sedang melihat-lihat jajajan di pinggir jalan.
Mereka adalah orang-orang yang sedang mencari menu untuk berbuka puasa. Sebagian orang lainnya hanya berlalu untuk menunggu waktu magrib sebagai pertanda waktu berakhirnya puasa.
Sama seperti saya yang juga sedang menunggu azan dengan bekerja. Datang dari arah Sawangan, di sebelah kanan jalan berdiri sebuah masjid dengan kubah berwarna emas.
Sejumlah jemaah berdiskusi ringan setelah menunaikan salat di dalam Masjid Kubah Emas. (Tribunnews.com/ Valdy Arief)
Masjid tersebut bernama Masjid Al-Mahri. Namun masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Kubah Emas.
Pengelola Masjid Dian Al-Mahri, Eko Sukarno mengatakan jika masyarakat yang datang ke sini lebih akrab mengenal sebutan demikian. “Karena warna kubahnya yang emas,” katanya.
Dari pintu masuk yang berada di sebelah barat, kubah-kubah emas masjid nampak menyembul. Jalan menurun saat mulai menelusuri dari pintu masuk.
Di kiri dan kanan jalan utama, pohon-pohon seperti jambu, kelengkeng, dan beberapa tanaman hias melengkapi halaman dari masjid yang dibangun pada tahun 1999 ini.
Mulai dibuka untuk umum tahun 2006, masjid ini merupakan milik seorang pengusaha asal Serang, Banten, Dian Djurian Maimum Al-Rasyid. Istimewanya, masjid ini menggunakan kubah berlapis emas 24 karat dari Italia.
Dengan luas bangunan 8.000 meter persegi, masjid ini berdiri di atas lahan seluas 70 hektar. Ruang utama masjid berukuran sekitar 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah.
Senja mulai menghampiri langit di kota yang terkenal dengan buah belimbing ini. Berada di komplek masjid yang berkubah emas ini, udara pelan-pelan mengempaskan rambut. Daun-daun pohon yang tumbuh menghijau di halaman masjid pun tersingkap tertiup angin.
Buah-buah dari pohon terlihat malu-malu menampakkan warna yang belum matang. Sementara pohon-pohon palem melambai-lambai serasa mengajak untuk merapat.