Gangan Kluwak Jambi, Tak Sembarangan Memasaknya, Salah Mengolah Bisa Jadi Racun
Menyantap gangan Kluwak di tepian sungai Batanghari dengan usapan angin yang lembut merupakan kenikmatan tiada tara.
Editor: Malvyandie Haryadi
Dengan cekatan, Shafina meracik bumbu, kemudian mengolahnya bersama bahan-bahan lainnya. Aroma sedap pun langsung tercium tak lama setelah ia sibuk dengan penggorengan.
Bumbu yang digunakan untuk membuat seporsi gangan Kluwak terbilang sederhana, yakni sereh, laos, jahe, cabai merah atau cabai rawit, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, dan tentu saja kepayang.
Kepayang ini selain memunculkan warna pekat, juga menentukan rasa asam.
“Kalau orang bikin tempoyak kan masuk bumbu tempoyak, kalau ini kepayang. Buahnya harus dibersihkan dulu, dibuka kulitnya dipotong baru diambil, dimasukin air baru digiling dihaluskan,” kata Shafina.
Setelah bumbu-bumbu tersebut dihaluskan, langkah selanjutnya adalah menumisnya. Bila sudah cukup kering, barulah masukkan air dan ikan segar yang sudah dibersihkan. Ikan yang biasa dijadikan campuran utama olahan ini adalah ikan toman, ikan bujuk, dan juga ikan gabus.
“Masaknya nggak lama, sekitar sepuluh menit. Kalau kira-kira ikannya sudah matang, sudah,” ucapnya.
Gangan Kluwak memiliki rasa yang unik, asam dan gurih dengan sensasi bumbu yang terasa. Makanan ini cocok disantap bersama nasi putih. Di tempat ini, seporsi gangan Kluwak bisa Anda nikmati dengan harga Rp 15 ribu saja seporsinya.