Perjuangan Menuju Suoh, Menghadapi Jalanan Rusak dan Pungutan Liar (1)
Di perkampungan yang dilintasi terlihat banyak warga yang sedang menjemur kopi di halaman rumahnya yang hanya beralaskan tanah.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Reporter Tribun Lampung, Teguh Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SUOH - Suoh. Begitu mendengar namanya yang langsung tergambar di benak adalah perjalanan panjang sarat perjuangan, untuk mencapai salah satu kecamatan yang terletak di sebuah lembah di daerah Lampung Barat.
Tapi satu hal yang menarik, mengunjungi daerah yang pernah terisolir saat gempa melanda di medio tahun 1994, merupakan sebuah impian yang akhirnya terwujud.
Tribun Lampung, diwakili Redaktur Lifestyle Teguh Prasetyo hari Minggu (31 Mei) dan Senin (1 Juni) lalu berkesempatan mengikuti tim dari Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, bertandang ke Suoh guna melihat potensi wisata di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanggamus tersebut.
Tim yang berjumlah sembilan orang itu langsung dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Herlina Warganegara.
![Suoh](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pulau-suoh-lampung_20150704_165408.jpg)
Perjalanan di kecamatan Suoh, Lampung. (Dok Tribun Lampung/Teguh Prasetyo)
Mengendarai dua mobil, tim berangkat pada Minggu siang, sekitar pukul 13.30 WIB.
Kali ini tim memilih melintasi jalur Tanggamus. Sebab, jalur dari Tanggamus kondisi jalannya tidak separah bila melalui Skala Brak, Lampung Barat.
Di mana kondisi jalan Skala Brak didominasi tanah merah dan bebatuan.
Hanya kendaraan jenis penggerak empat roda yang dapat melintas di sini.
Sementara bila lewat jalur dari Tanggamus, Meski jalan berupa bebatuan, tetap dapat dilewati mobil jenis minibus.
Hanya saja dibutuhkan ekstra kehati-hatian di beberapa titiknya mengingat terdapat kerusakan yang memang memerlukan kewaspadaan pengemudi.
Belum lagi ditambah dengan beberapa pos pemuda setempat yang terdapat di ruas jalan yang kerap meminta uang kepada pengguna jalan.
Meskipun besarannya tak terlalu banyak yakni sekitar Rp 5.000 sampai Rp 10.000, namun karena jumlahnya lebih dari lima pos, maka pengeluarannya lumayan besar.
Untungnya rombongan ini mengendarai mobil berpelat merah dan diisi orang dinas, sehingga tim tidak harus mengeluarkan uang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.