Lima Tradisi Syawal di Jateng: Kupatan di Kudus, Pesta Lopis Raksasa, Sedekah Laut
Inilah lima tradisi Syawal unik di Jawa Tengah. Pesta Lomban di Jepara, Kupatan di Kudus, sedekah laut di Demak, lantas apalagi yang dua?
Editor: Agung Budi Santoso
Tahun ini, jumlah kupat lepet yang disajikan berjumlah 2015 sesuai tahun masehi.
2. Kupatan di Kudus
Tahun ini, Lebaran ketupat di Kota Santri digelar di delapan tempat selama dua hari, mulai Jumat (24/7) hingga Sabtu (25/7).
Di antaranya, mengarungi Sungai Piji menggunakan perahu di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo. Warga dipungut biaya Rp 6.000 per orang untuk jarak tempuh 500 meter.
Selain mengarungi sungai, Syawalan juga diperingati lewat Festival Sewu Kupat di Taman Wisata Colo, tepatnya di lereng Gunung Muria.
Tradisi kupatan di Kota Kudus. Bagian tradisi syawalan (Tribun Jateng/ Yayan Isro Roziki
Uniknya, ribuan ketupat dan lepet itu disusun dalam 25 gunungan yang selanjutnya diperebutkan warga.
Sebelumnya, gunungan yang telah didoakan di kompleks makam Sunan Muria itu diarak sejauh 1,5 kilometer, diiringi tembang Sinom Parijoto karya Sunan Muria menuju Taman Wisata Colo.
Di tempat inilah, gunungan ketupat dan lepet yang diyakini membawa berkah itu perebutkan warga.
"Kami yakin, ketupat ini membawa berkah. Sebab, sebelumnya telah didoakan para ulama di makam Sunan Muria," ujar Suyadi (42), warga Kecamatan Nalumsari, Jepara, yang tak pernah absen mengikuti Festival Sewu Kupat itu.
3. Sedekah Laut di Demak
Sebagai wilayang yang berada di pinggir laut, warga Demak menggelar Syawalan dalam acara sedekah laut.
Puncak acara ditandai melarung sesaji berupa tumpengan di perairan sekitar Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang, Jumat (24/7).
Ritual sedekah laut di Demak (Tribun Jateng/ Puthut Dwi Putranto)
" Acara syawalan ini merupakan wujud syukur kita kepada Allah atas limpahan rejeki yang diberikan. Semoga, ke depan, menjadi lebih baik," kata Bupati Demak, Dachirin Said.
Larung sesaji juga dilakukan nelayan di Desa Bungo, Kecamatan Wedung.