Lima Tradisi Syawal di Jateng: Kupatan di Kudus, Pesta Lopis Raksasa, Sedekah Laut
Inilah lima tradisi Syawal unik di Jawa Tengah. Pesta Lomban di Jepara, Kupatan di Kudus, sedekah laut di Demak, lantas apalagi yang dua?
Editor: Agung Budi Santoso
Pada 24 jam pertama, lopis dibalik. Lantaran berukuran jumbo, sampai-sampai panitia harus menggunakan katrol agar lopis berhasil dibalik dan tepat masuk dalam cetakan berlapis daun pisang.
"Butuh satu pikap kayu bakar dan total dana yang dikeluarkan untuk pembuatan lopis ini mencapai Rp 30 juta. Selain swadaya warga, dana tersebut juga ditanggung pemkot (Pemkot Pekalongan)," ujar Ketua Panitia Muhammad Nasrudin.
Jumat (24/7), lopis tersebut diperebutkan warga. Panitia harus mengiris lopis agar warga yang telah menyemut sejak pagi kebagian.
Selain bagi-bagi lopis raksasa, Syawalan di Kota Pekalongan ditandai dengan penerbangan lampion raksasa.
Lampion dari kertas yang dibentuk menyerupai balon udara berukuran besar itu diterbangkan warga Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Yang membuat unik, lampion itu ditempeli 50 lembar uang kertas pecahan Rp 2.000.
Ada empat lampion raksasa setinggi 10 meter dan sepuluh lampion setinggi lima meter yang diterbangkan.
Apapun bentuknya, syawalan yang digelar warga tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan syukur atas apa yang mereka dapatkan.
(tribun jateng/mamdukh adi priyatno, yayan isro roziki, putut dwi putranto, daniel ari purnomo, raka f pujangga)