Belajar Sejarah pada Peringatan 100 Tahun Museum Aceh: Kobarkan Nasionalisme
Sebuah frame sengaja dikosongkan agar pengunjung bisa berfota ria dan menempatkan wajahnya diapit oleh para pejuang kemerdekaan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Masa Kebangkitan
Masa kebangkitan ditandai dengan keberadaan School Tot Opleiding Van Inlandscape Artsen (STOVIA) atau sekolah kedokteran Bumiputera.
Peresmian sekolah pada 1 Maret 1902 oleh pemerintah Belanda atas dasar politik etis menjaring putra putri bangsawan dari berbagai daerah di nusantara.
Para kaum terpelajar muda pribumi lintas suku dan agama itu lantas mendirikan Boedi Oetomo yang banting stir membalikkan strategi perlawanan dari perang fisik menjadi perang pemikiran.
Perkumpulan Boedi Utomo memantik lahirnya perkumpulan lain seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Indische Partij.
Mengganti perlawanan yang mulanya bersifat kedaerahan menjadi sebuah gerakan nasional.
Sebuah gerakan pemuda yang menggoyang pemerintah penjajah.
Masa kemerdekaan
Pada 9 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Mulanya kedatangan Jepang disambut sukacita karena dianggap sebagai pahlawan yang membebaskan Indonesia dari cengkeraman penjajah.
Pemerintah Pendudukan Jepang lantas membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian berganti menjadi Panitia Persiapan Kemederkaan Indonesia (PPKI) di bawah Soekarno.
Pada 15 Agustus 1945 Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu.
Kabar itu terdengar ke telinga golongan pemuda yang kemudian membuat skenario agar Indonesia segera mengumumkan kemerdekaannya.
Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di Jakarta disambut sukacita oleh seluruh rakyat dan beritanya tersebar luas ke seluruh penjuru tanah air.