Wisma Ranggam dan Pesanggrahan Menumbing, Jejak Sejarah 2 Proklamator di Pulau Bangka
Ada dua tempat yang dijadikan tempat Soekarno dan Hatta tinggal, saat keduanya diasingkan ke Bangka yakni Wisma Ranggam dan Pesanggrahan Menumbing.
Editor: Malvyandie Haryadi
Dari jalan pintu masuk pertama, ada penjaga yang menarik iuran Rp 2.000 per orang.
Jalan menuju pesanggrahan terus menanjak hingga mencapai 4 Km untuk mencapai puncak bukit.
Lebar jalan aspal cuma tiga meter, sehingga pengendara mobil harus ekstra hati-hati, apalagi ada kendaraan lain dari arah sebaliknya.
Di kiri dan kanan jalan, dihiasi pepohonan lebat dan bebatuan besar.
Sebagai hutan konservasi, tumbuhan di Hutan Menumbing masih terjaga baik.
Tidak jarang terdengar teriakan suara monyet dan kicauan burung dalam perjalanan menuju pesanggrahan. Semakin mendekati pesanggrahan jalan semakin menanjak.
Bahkan, ada tulisan di sebuah batu besar yang mengingatkan pengendara memindahkan perseneling ke posisi satu.
Tiba di puncak bukit setinggi 445 meter dari atas permukaan laut, suasana terasa sejuk. Sejauh mata memandang terlihat lautan lepas.
Ada tiga bangunan berdiri, pertama Pesanggrahan Menumbing, kedua berupa wisma dan paviliun.
Tidak ada angkutan khusus dari Kota Muntok menuju tempat ini. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, menyewa kendaraan atau ikut tur wisata.
Suvenir dijual di bagian depan pesanggrahan berupa gelas bergambar Soekarno dan pernak pernik lainnya. Harganya mulai dari Rp 20 ribuan.
Pesanggrahan Menumbing
Berada di puncak Gunung Menumbing berketinggian 445 meter di atas permukaan laut (dpl), keberadaan Pesanggrahan Menumbing sangat terpencil.
Dari sana, terlihat jelas laut lepas ke arah Selat Bangka.