Seminung Lumbok Resort, Penginapan Mewah di Atas Danau Ranau yang Berubah Jorok dan Angker
Seminung Lumbok Resort, penginapan mewah di atas Danau Ranau Lampung yang berubah angker dan jorok, tak terawat.
Editor: Agung Budi Santoso
Sementara ibu Uli dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung juga menyayangkan kondisi tersebut.
Apalagi menurut dia, pemerintah daerah masih mengalokasikan dana yang lumayan besar untuk Lumbok Seminung Resort. Alokasi dana itu diperuntukan untuk pembangunan jalan akses menuju ke tepi Danau Ranau.
Dua bungalow kelas VIP di Seminung Lumbok Resort yang juga merana tak terawat.
Hal yang sama juga dikemukakan fotografer Lampung dan admin @kelilinglampung Yopie Pangkey. Menurut dia, salah satu permasalahan yang paling krusial adalah pemasaran.
Pemkab saat akan membangun resort ini tidak memikirkan terlebih dahulu pasar dan juga cara melakukan pemasarannya. Ditambah lagi dengan biaya operasional yang lumayan besar juga menjadi kendala.
"Misalnya masalah genset dan biaya operasional lainnya. Ini yang tak tercover. Bahkan saya pernah mendapat info bahwa pernah resort ini ditawarkan kepada pihak swasta dengan diberikan keringan tidak ada pajak, namun tidak ada yang mau. Inikan persoalan," ujar Yopie.
Padahal untuk ukuran hotel mewah di kawasan wisata alam, tarif yang ditawarkan Seminung Lumbok Resort masih relatif terjangkau, mulai Rp 300.000 hingga Rp 1,1 juta.
14 Homestay
Namun begitu, bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Danau Ranau dengan pemandangan Gunung Seminung serta Bukit Barisan yang menghampar masih dapat dilakukan.
Sebab, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mupadu di Pekon Kagungan, Lumbok Seminung telah menyediakan 14 homestay yang bisa dipilih wisatawan yang ingin bermalam.
Selain itu juga tersedia homestay-homestay lain yang juga dikelola masyarakat setempat.
Menurut Ketua Pokdarwis Mupadu Meko Hery, sejak diberikan dana PNPM Pariwasata di tahun 2012 dan 2013, pihaknya sudah melibatkan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi tiap pengunjung yang datang.
Salah satunya dengan menyediakan rumah-rumah warga yang siap dijadikan homestay. Bahkan pengaturan tamu di tiap homsetay pun langsung dilakukan oleh pokdarwis.
"Misalnya ada wisatawan yang datang ke pokdarwis, maka kami akan membagi homestay-homestay yang akan digunakan untuk menginap. Sehingga tidak ada kesenjangan. Homestay yang disediakan selain menghadirkan bangunan bernuansa tradisional juga MCK-nya sudah standar. Sehingga pengunjung tetap nyaman," kata Meko.
Adapun biaya yang dikenakan untuk menginap di tiap homestay adalah Rp 75 ribu per orang. Biaya tersebut termasuk untuk sarapan pagi.
Selain itu, pokdarwis juga memiliki satu speed boat yang bisa muat untuk 20 orang yang bisa disewa pengunjung untuk berwisata keliling danau.