Es Krim Berbentuk Hantu Pocong Lengkap Dengan Miniatur Peti Mati
Es krim ini didesain serba seram. Bentuknya seperti pocong. Bingkainya mirip peti mati. Karyawan yang menyajikan pun berpakaian seram!
Editor: Agung Budi Santoso
Ia pun menambah hiasan agar, kuliner pocong ini dapat persis seperti aslinya.
Akhirnya, Pinto menggunakan es krim sebagai dasaran, dan taburan oreo hitam agar menyerupai tanah kuburan.
Ia pun mendesain wadah kuliner pocong tersebut dengan miniatur peti mati, untuk menambah kesan menyeramkan.
"Saya itu penakut sekali mas, apalagi sama pocong. Nah disitu saya kepikiran, kan pocong banyak dikenal orang ya mas, saya buat aja kuliner unik es pocong ini. Selain unik, orang-orang kan familiar dengan hantu satu ini," ujar Pinto.
Tak hanya Es Pocong, Pinto, yang tak lain adalah pemilik dari kedai kuliner Hor_Or_In ini juga mengembangkan kuliner horor lainnya, seperti kuliner Sikil Setan.
Kuliner berupa ceker ayam yang diolesi sambal merah pedas, ditambah buntelan berisi sambal teri yang berbentuk seperti pocong dan nasi putih.
Bukan hanya makanannya saja yang kelihatan menyeramkan, namun karyawan yang melayani pelanggan pun berpakaian menyeramkan, lengkap dengan topeng dan kostum hitam-hitam.
"Semuanya kami buat sendiri, mulai dari bahan-bahan makanan, wadah berupa peti mati, sampai kostum-kostum buat sendiri. Kenapa dengan semua berbau horor, untuk menarik pelanggan saja," ujarnya.
Kuliner yang dijajakan cukup terjangkau, untuk atu porsi Es Pocong buatannya dijualnya seharga Rp. 17.000 per porsi, sedangkan Sikil Setan dibanderol seharga Rp. 12.000 per porsi, untuk kuliner Daging Setan dibanderol Rp 15.000 per porsi.
Respon masyarakat pada awal peluncuran Es Pocong ini cukup bagus.
Sekitar 200 porsi es pocong pada hari pertama di Festival Jajanan Kekinian Indonesia 2015 berhasil terjual.
Paska dua bulan penjualan, sekitar 1.000 buah Es Pocong telah terjual.
Berkat Es Pocong, kedai Hor_Or_ In milik Pinto kebanjiran order dari pelanggan.
Kini, ia telah punya kedai sendiri di Kota Gede, Yogya, dan memiliki 17 karyawan. Bisnis yang menguntungkan ini, mendorongnya untuk resign dari pekerjaannya sebagai pegawai Bank.