Pulau Senoa, "Mutiara" di Ujung Nusantara dan Legenda Mistis Seputar Tempat Ini
Walau sering dikunjungi, tidak banyak warga yang ke sana, lantaran mahalnya tarif pompong yang berkisar Rp400 ribu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit di atas pompong. Senoa menanti.
Lautnya bening. Disambut dengan pasir putih seperti tepung terigu.
Beberapa wisatawan nampak asyik berenang menelusuri jernihnya air laut di pesisir pantai Senoa.
Memang indah pulau ini. Apalagi jika dibuat penginapan dan fasilitas lainnya.
Ada sebuah bukit batu di dekat pantai yang mirip gaya pemandangan di Bali. Langsung saja, mendadak ‘autis’ berfoto di sana.
Pulau ini tak berpenghuni. Namun dengan keindahan pantainya dan air lautnya yang sangat jernih, ditambah eksotisme batu alam, tak heran jika Pemkab Natuna memasukkan Senoa dalam daftar wisata unggulan provinsi Kepri yang akan digarap.
Mudah-mudahan saja pulau ini bisa dipoles menjadi mutiara pariwisata Kabupaten ujung utara di Kepri ini.
Sudah lama. Juga Senoa berdiam diri tanpa polesan.
Terumbu karang dan macam-macam ikan serta aneka biota laut lainnya bisa dijumpai di Pulau ini.
Bagian belakang Pulau Senoa ada sebuah goa tempat sarang burung wallet.
Pulau ini pun disebut sebagai lokasi tempat penyu-penyu bertelur saat musim.
Di sini cukup lah membuat membuat pikiran menjadi fresh kembali sengan suguhan keindahan alam yang jarang-jarang dinikmati.
Legenda Pulau Senoa
Entah dari mana awal mulanya muncul legenda tentang Pulau Senoa.