Pulau Senoa, "Mutiara" di Ujung Nusantara dan Legenda Mistis Seputar Tempat Ini
Walau sering dikunjungi, tidak banyak warga yang ke sana, lantaran mahalnya tarif pompong yang berkisar Rp400 ribu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Namun makhluk itu nampak mengikuti Engku Patimah.
Saat ia minta pertolongan, tak ada satupun warga yang mempedulikan teriakan.
Karena warga enggan berurusan dengan Engku Patimah.
Lalu Engku Patimah berniat memberi tahu suaminya yang mencari ikan di sekitaran Pantai Sepempang.
Dalam dalam upaya menyelamatkan diri itu, Engku Patimah yang tengah dalam kondisi hamil tak kuat.
Ia pingsan, dan dilihat oleh suaminya.
Namun saat didekati, Engku Patimah seperti orang kesurupan.
Makhluk ini masuk ke raganya dan ia wujudnya berubah tampak seperti raksasa.
Datok Panglima Hitam pun melihat keberadaan makhluk yang tidak biasa ini.
Ia mencoba mengusirnya. Saat itu terjadilah perseteruan antara raga dan jiwa Engku Patimah.
Tanpa sengaja, Datuk Panglima Hitam yang merasa terancam mengeluarkan keris sakti yang dimilikinya.
Tapi justru hal itu melukai Raga Engku Patimah. Ia menyesal turut menghabisi istrinya yang dirasuki makhluk tersebut.
Lantas raksasa itu terbaring.
Ia terkapar di tengah laut dan berubah menjadi pulau.
Pulau ini menyerupai ibu hamil yang tak lain istrinya sendiri, dan Datuk Panglima pun merasa bersalah.
Namun itu merupakan satu dari berbagai versi cerita tentang legenda seorang ibu hamil yang congkak. Banyak versi lainnya yang muncul dari cerita warga.
Terlepas dari kisah itu, Senoa tetap menyimpan misteri keindahan alam Natuna.
Membuat penasaran muncul setiap menginjakkan kaki di lokasi ini. Senoa, selalu cantik tanpa polesan.