Menara Air Paling Bersejarah di Jambi yang Tak Terawat, Usang dan Dibiarkan Makin Rapuh
Inilah Menara Air paling bersejarah di kota Jambi yang tidak terawat, dibiarkan usang dan makin rapuh.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Tempat ini sangat bersejarah bagi masyarakat Jambi paska kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah Water Toren.
Di atas menara air ini pada 19 Agustus 1945, R.Husin Akip dan M.Amin Aini yang dikawal beberapa pemuda Jambi mengibarkan bendera merah putih pertama kali.
Saat itu, berita Sukarno memproklamasikan Indonesia didengar pegawai telegraf melalui morse.
Berita itu kemudian disebarluaskan sembunyi-sembunyi, hingga merata ke wilayah Indonesia, termasuk Jambi.
Mereka yang tahu Indonesia mereka, langsung mengibarkan merah putih di depan rumah.
Para pemuda memakai lambang merah putih di dada, saat saling ketemu mereka berucap “merdeka!”
Menara air ini peninggalan Belanda, ia dibangun pada 1928.
Dahulu menara ini digunakan untuk mengalirkan air bersih ke penduduk sekitar. Lokasi menara ini umum disebut Benteng.
Ada tiga menara yang dibangun. Menara yang tinggi digunakan untuk menampung air dan mengalirkannya ke masyarakat.
Tingginya sekitar 20an meter. Dua menara lainnya digunakan untuk pembuangan bahan kimia.
Kini menara itu tak lagi difungsikan untuk pengaliran air. Tekanannya lemah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air masyarakat Jambi yang sudah padat.
Sayang, peninggalan bersejarah ini tak dirawat sebagai cuilan cerita perjuangan. Ia dibiarkan menua, usang dan rapuh kurang terurus.
Di halaman menara dijadikan kantor Perusahaan Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi. Dan belakang digunakan untuk pengolahan air minum PAM.
Bila Anda singgah ke Jambi dan ingin melihat tempat pengibaran bendera pertama ini, datang saja ke jalan Slamet Riyadi, persis di samping lampu merah simpang tiga depan Museum Perjuangan Jambi.