Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Karena Alasan Ini Orang-orang Jepang Mencari Pesugihan di Kuil Miskin Bimbougami

Inilah alasan banyak orang Jepang ramai-ramai mencari pesugihan (cara cepat kaya raya) di Kuil Miskin Bimbougami.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Karena Alasan Ini Orang-orang Jepang Mencari Pesugihan di Kuil Miskin Bimbougami
Orang Jepang sedang mencari pesugihan di Kuil Bimbougami di kota Iida, perfektur Nagano, Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, Tokyo - Banyak yang datang antri ke kuil Bimbougami Jinja (kuil Miskin Jepang) belakangan ini karena mendekati akhir tahun. Ada apa di akhir tahun?

Ada Undian Berhadiah ratusan juta yen (Takarakuji Jumbo).

Apa hubungannya dengan kuil Miskin Jepang tersebut? Banyak yang datang ke kuil tersebut, lalu beli Takarakuji, dapat hadiah.

Ada yang dapat hadiah 10 juta yen dan sebagainya. Informasi ini didengar semakin banyak orang Jepang, percaya, lalu datang ke sana. Apalagi disiarkan sebanyak sedikitnya 47 kali oleh berbagai televisi Jepang, jadi semakin populer.

Kuil  Miskin Jepang ini didirikan pada tahun 1998 di kota Iida perfektur Nagano.

Di kota Iida ini 6 Oktober lalu ada pembunuhan antar mafia Jepang (Yakuza) dari Yamaguchigumi, Yoichi Hasegawa (43) yang akhirnya meninggal dunia.

Berita Rekomendasi

Selama 13 tahun sang pendeta Sakurai berjuang, akhirnya mulai tahun 2011 kuil ini jadi populer berkat popularitas dari media massa Jepang.

Sakurai banyak berkotbah dan berdoa di hadapan yang dia katakan dewa suci kemiskinan.

Dewa tersebut berupa kayu dengan bentuk manusia wajah seolah sebagai orang miskin, tinggi sekitar 2,5 meter.

Di depannya ada satu tiang kayu pula setinggi kira-kira satu meter dibalut kain putih dan tulisan Kokoro (hati/perasaan), ikat kepala tali merah putih dan tulisan jampi-jampi dua kertas berlaminating berdiri yang diikatkan pakai tali merah putih tersebut.

Sang pendeta Sakurai sering mengatakan bahwa tempatnya sebagai perawatan yang "sakit" untuk kembali menjadi sehat.

Ketika sedikit lesu, ketika muncul kecemasan, ketika bermasalah, silakan datang ke tempat saya dan yakin hal itu akan baik-baik saja nantinya, katanya.

Menurutnya, kesengsaraan dan kemiskinan bukan karena tak ada uang, tetapi hati kita sendiri yang miskin.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas