Kebun Bunga Amaryllis di Gunungkidul Rusak Terinjak-injak, Tiga Hal Ini yang Membuat Orang Marah
Kebun bunga Amaryllis di Gunungkidul terlanjur rusak terinjak-injak. Inilah tiga hal yang membuat banyak orang masih marah-marah.
Editor: Agung Budi Santoso

TRIBUNNEWS.COM - Kebun bunga amaryllis milik Sukadi dan Wartini, warga Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi buah bibir di media sosial.
Ribuan pengunjung menyerbu daerah itu untuk berfoto di tengah kebun, tanpa kesadaran menjaganya. Banyak orang kesal kebun bunga amaryllis dirusak, dan mereka punya alasan kok.
Miris banget nasib kebun bunga Amaryllis itu. Kini, nasib sebagian kebun itu rusak terinjak-injak para pengunjung yang ingin berfoto.
Pada sabtu (28/11) sore, puluhan pengunjung memenuhi kebun bunga amarilis yang berlokasi di Desa Salam.
Mereka tampak asyik berfoto-foto dengan latar bunga-bunga berwarna oranye. Namun, keindahan kebun tersebut sudah berkurang karena banyak tanaman mati atau layu akibat terinjak-injak.
"Sejak hari Rabu, mendadak pekarangan rumah saya dipenuhi orang-orang yang sengaja berhenti untuk berfoto. Saya sendiri kaget karena mendadak banyak orang mampir ke sini," ujar Wartini, pemilik pekarangan bunga, saat ditemui Sabtu (28/11).
Berdasarkan pengakuan perempuan ini, pada hari Jumat (27/11) kemarin, hampir 1500 orang datang untuk sekedar mengabadikan taman bunga ini baik rombongan maupun yang beraksi selfie.
Dan inilah tiga hal yang membuat banyak orang sakit hati ketika kebun bunga amaryllis rusak terinjak-injak:
Bunga amaryllis enggak bisa dinikmati setiap saat
Bunga ini memang hanya mekar pada waktu-waktu tertentu saat musim hujan mulai tiba. Kesempatan untuk menikmati keindahan bunganya pun terbatas.
"Bunga ini hanya berbunga sekali dalam setahun, dan waktunya pun cukup singkat, lebih kurang hanya dua minggu," ujar Wartini, pemilik kebun bunga.
Kurang kesadaran menjaga alam