Iga Bakar Saos Madu, Barbeque atau Dimasak Balado, Pilih Mana?
Resto Djogja di Pekanbaru ini mengolah iga bakar dalam varian rasa saos madu, barbeque dan balado. Pilih mana?
Editor: Agung Budi Santoso
“Dagingnya lembut empuk karena proses merebusnya lama tergantung berapa banyak yang direbus. Biasanya kalau merebusnya 3 kg sekitar 4 jam. Kalau lebih dari itu bisa sampai 5 jam lebih.
Tinggal memanggangnya hanya sebentar saja sudah terlihat agak kecoklatan, diangkat,” ujar Honi seraya mengatakan warung iga bakar ini baru buka kembali pada Maret lalu sebelumnya berada di jalan Ahmad Yani.
Diakui Honi tehnik merebusnya juga harus diperhatikan. Sebelum iganya dimasukkan, pastikan airnya mendidih terlebih dahulu.
Pasalnya jika memasukkan iga sapi dalam keadaan air masih dingin, maka daging akan rusak. Bakteri pada daging akan tetap menempel. “Hal ini juga akan berpengaruh pada rasanya,” sebutnya.
Selain itu juga lanjut Honi saat proses perebusan, pastikan daging iga benar-benar terendam di dalam air. Kemudian selama perebusan, gunakan api kecil agar proses pematangan bisa sempurna.
“Itu makanya kenapa bisa lama proses perebusannya karena matangnya harus sempurna,” sebut pria asli Yogyakarta yang sudah lima tahun menjadi warga Pekanbaru ini.
Bukan hanya sekedar merebus tetapi menggunakan berbagai bumbu-bumbu untuk memperkaya citarasanya.
Aneka variasi bumbu ini juga membuat bau amisnya hilang. “Proses merebusnya dan mengungkepnya kaya akan bumbu-bumbu. Ditambah lagi pas dipanggang diolesi kembali dengan saosnya,” katanya.
Saat dipanggang juga masih diolesi dengan bumbu atau saos sesuai selera. Kemudian saat penyajiannya setelah ditata dipiring kembali disiram dengan saosnya.
Saos barbeque misalnya, kata Honi menggunakan beberapa kombinasi saos dan kecap. Seperti saos kedelai hitam, saos tomat, saos tiram dan kecap jamur.
“Perpaduan beberapa saos ini ditambah dengan bumbu yang lainnya sehingga menghasilkan daging iga dengan citarasa yang lezat sampai ke dalam dagingnya,” sebutnya.
Di samping itu saat penyajian, juga didampingi dengan kuah kaldu.
Hal ini diakui Honi supaya tidak terlalu kering saat menyantap makanan tetap ada kuahnya yang merupakan kaldu dari iga itu sendiri yang diolah lagi.