Tiga Kuliner Ayam Khas Aceh yang Dijamin Menggugah Selera Makan Anda
Ada tiga gerai makanan kali ini yang akan kami ulas karena menawarkan Aceh original taste.
Editor: Malvyandie Haryadi
Sensasi pedasnya bisa membuat bibir mendesis dan keringat menetes.
Citarasa pedas didapat dari sambal yang digiling kasar dengan bahan utama menggunakan cabai rawit.
Ayam Lepaas hadir dalam satu paket dengan nasi, lalapan berupa potongan terong goreng, mentimun, kol, dan tak ketinggalan selada.
Lidah anda tak tahan atau memang tak doyan pedas? tak perlu khawatir.
Pemilik usaha ini juga meracik sambal dengan citarasa lebih ‘bersahabat’.
Jika anda termasuk golongan yang kedua, silahkan menjatuhkan pilihan pada paket ayam lemes.
Perbedaannya terletak pada sambal yang digunakan yaitu lebih dominan komposisi cabai merah
dan tomat.
Untuk harga cukup bersabahat dengan kantong.
Satu paket porsi ayam lepaas atau ayam lemes dihargai Rp 19.000 saja.
Selain makan di tempat, pihak pengelola juga menerima pesanan untuk berbagai acara.
Ketika Bulan Ramadhan, franchise makanan lokal yang telah merambah pasar luar negeri ini banyak dijadikan sebagai pilihan favorit acara buka puasa bersama.
Bagaimana dengan anda? Sudahkah mencicipi franchise Aceh yang satu ini di kota masing-masing?
3. Ayam Penyet Pak Ulis
Satu lagi franchise asli Aceh yaitu, Ayam Penyet Pak Ulis.
Berdiri sejak 2006 lalu, brand makanan lokal ini sudah memiliki 14 cabang.
Aroma yang ditebarkan sudah sampai ke Kota Pekan Baru, Riau.
Memanjakan lidah para penikmat olahan ayam dan seafood.
Nama Ayam Penyet Pak Ulis sudah tak asing lagi di telinga penikmat kuliner, khususnya mereka yang berdomisili di Kota Lhokseumawe.
Dari kota yang berjuluk ‘Petro Dolar’ itulah ayam penyet lahir dan dikenal luas ke kabupaten/ kota lainnya sepanjang pesisir utara timur Aceh.
Adalah Mukhlis, nama lain dari Pak Ulis si pemilik brand.
“Ide ini tercetus lantaran bisnis kuliner tak matinya,” terang Mukhlis atau Pak Ulis semangat.
Satu dasawarsa silam, ayam penyet belum akrab dengan lidah kebanyakan orang yang berdiam di Aceh.
Ayam yang diolah dengan cara dikukus dan digoreng serta tentu saja dipenyet menghasilkan tekstur daging yang lunak hingga tulang belulangnya.
Baru diolah ketika dipesan membuat ciatarasanya sempurna dengan wangi yang menggugah selera.
Satu porsi ayam penyet yang dibanderol Rp 15 ribu terasa cukup mengenyangkan perut.
Paket ayam penyet hadir bersama nasi putih, lalapan, dan tak ketinggalan sambal.
Tesktur daging yang sudah dipenyet garing namun lembut di dalam.
Dimakan dengan cara disuwir-suwir dan dicocol ke dalam sambal yang bercitarasa pedas manis.
Kombinasi cabai merah dan tomat yang pas.
Di sini kita juga bisa memesan nasi dan ayam secara terpisah atau menggantinya dengan menu lain yang tak kalah menggoda selera.
Sebut saja ayam bakar dengan sambal kecapnya yang membuat liur menetes.
Anda bukan penikmat daging? Tenang saja.
Pemiliknya yang juga seorang anggota DPRK setempat menyediakan aneka olahan seafood.
Seperti udang atau cumi goreng tepung.
Kalau mau yang lebih berat bisa mencoba steak yang disajikan lengkap dengan kentang goreng.
Di Aceh terdapat 11 gerai yang tersebar mulai dari Kota Langsa yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Utara hingga di Kota Banda Aceh yang menjadi ujung barat Pulau Sumatra.
Jika berkesempatan berkunjung ke ibukota provinsi, Banda Aceh silahkan mampir di gerai yang beralamat di kawasan Seutui dan kawasan Lamnyong.
Sementara di luar daerah, brand ayam penyet pak Ulis sudah membuka tiga gerainya di Kota Pekan Baru, Riau.
Tempat ini buka dari pukul 8.30 WIB hingga 22.30 WIB.
Pilihan favorit hampir semua kalangan mulai pekerja, mahasiswa, atau ibu rumah tangga.
Ya, soal rasa lidah memang tak bisa bohong.
Yuk buktikan sendiri?