Pesona Indonesia di Festival Wisata Religi Manaqib 2016
Menpar Arief Yahya menjawab: benar 100 persen. Pergeseran orang dari satu titik kota ke kota yang lain di dalam negeri
Editor: Toni Bramantoro
Dampak ekonominya luar biasa. Kehadirannya memberi berkah bagi warga lokal dan sekitarnya. Tedy misalnya, penjual beragam buku terkait Abah Gaos, tata cara Manaqib, dan lainnya di depan Ponpes Sirnarasa ini mengaku penjualannya meningkat tajam saat ada festival wisata religi ini.
"Kalau ada festival manaqib saya jualan 24 jam. Di luar itu buka sampai pukul 4 sore, " aku Tedy yang sudah berjualan sejak 2012.
Dagangannya laris diborong pengunjung festival. Dari mulai buku, poster tanpa bingkai, kopiah Turki, ikat kepala hingga jaket, semuanya ludes terjual. Dari harga Rp 5000 hingga Rp 300 ribu per item, semua laris.
"Air mineral dalam kemasan botol merek Sirraya alias Sirnarasa-Suralaya juga banyak dicari jamaah. Harganya yang botol kecil Rp 2 ribu, sedang Rp 4 ribu, dan ukuran besar Rp 6 ribu. Air ini diambil dari mata air di kaki Gunung Sawal. Kejernihannya lebih unggul dibanding air mineral merek lain, " jelas Tedy.
Berkah serupa juga dialami Ena, pedagang warung makan di depan Ponpes Sirnarasa. Ibu dua anak ini mengaku mendapat keuntungan berlipat saat ada Festival Wisata Budaya Religi Manaqib.
"Kalau ada festival saya buka warung makan ini non stop 24 jam. Kalau hari biasa, buka sampai pukul 11 malam," ujar Ena yang sudah 15 tahun berjualan di tempat itu.
Menu yang paling laris dibeli pengunjung saat festival ini antara lain nasi rames, mie rebus, bermacam gorengan seperti cireng, aneka kopi, teh, pulsa, dan rokok.
Begitupun dengan Ratna yang semula berjualan bakso dan es kelapa dari tahun 2012, sejak ada festival budaya religi ini juga membuka warung kelontong di depan rumahnya, tak jauh dari Ponpes.
"Alhamdulillah kalau ada festival dagangan saya jadi lebih laris terutama mi rebus, bala-bala, makanan kecil, kopi, teh manis, rokok, dan bakso," kata Ratna.
Berkah rezeki juga didapat oleh beberapa warga yang rumahnya dijadikan homestay di sekitar Ponpes Sirnarasa. Yayat, salah satunya mengaku mendapat keuntungan lebih terutama saat Festival Wisata Budaya Religi Manaqib.
Maklum sejumlah tamu dari luar Ciamis banyak juga yang menginap di homestay yang tersedia. Sisanya memilih di masjid ponpes.
"Saya tidak mematok harga. Tamu yang menginap bisa memberi seikhlasnya. Kami juga menyediakan makan dan minum serta makanan kecil seadanya," aku Yayat yang juga merangkap Ketua RT setempat.
Kegiatan Manaqib di Ponpes Sirnarasa berlangsung setiap bulan. Namun yang mendapat dukungan dari Kemenpar menjadi Festival Wisata Budaya Religi Manaqib pada manaqib-manaqib tertentu saja.
Sesuai kalender manaqib 2016, kegiatan religi Islami dua bulan ke depan ini akan kembali berlangsung pada tanggal 18 April dan 17 Mei 2016.