Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenang Dahsyatnya Erupsi Merapi di Museum Sisa Hartaku

Rumah milik Sriyanto ini disulap menjadi sebuah museum sederhana yang dikenal dengan nama Museum Mini Sisa Hartaku.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mengenang Dahsyatnya Erupsi Merapi di Museum Sisa Hartaku
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Rangka sapi yang tewas akibat terkena awan panas. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Erupsi dahsyat gunung Merapi 2010 yang lalu meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi warga lereng Merapi yang menjadi korbannya.

Letusan kala itu menyapu sejumlah desa yang ada di sisi selatan lereng Merapi, dan salah satunya adalah Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Semua rumah di daerah tersebut hancur tersapu awan panas, termasuk rumah milik Watinem dan keluarganya.

Setahun paska erupsi, Sriyanto salah satu anak dari Watinem mencoba mengumpulkan sisa-sisa harta mereka yang rusak akibat letusan gunung Merapi.

"Saat itu anak saya mengumpulkan barang-barang yang tersisa dan diletakan di dalam rumah yang tinggal dindingnya saja," ujar Watinem.

BERITA REKOMENDASI

Lebih lanjut dia menceritakan, awalnya pengumpulan barang tersebut ditujukan sebagai pengingat kepada anak-cucu mereka mengenai kedahsyatan letusan Merapi.


Bangkai motor yang terkena awan panas. (Tribun Jogja/Hamim)

Setelah sisa-sisa harta yang terkumpul cukup banyak dan mampu menarik banyak pengunjung, rumah milik Sriyanto tersebut disulap menjadi sebuah museum sederhana yang dikenal dengan nama Museum Mini Sisa Hartaku.

Di dalam rumah tersebut tersimpan sejumlah koleksi yang cukup lengkap.

Mulai dari bekas botol yang meleleh, dokumen - dokumen, peralatan rumah tangga, gelas, piring, uang logam yang meleleh, sendok yang juga sudah meleleh, komputer, televisi yang juga meleleh serta pakaian - pakaian yang sudah hangus sebagian.

Di bagian depan museum juga terpampang motor dan sepeda yang hangus terkena awan panas.


Masih di area depan, terdapat dua buah kerangka sapi milik Watinem dan anaknya yang juga mati terkena awan panas.

"Saat itu kami punya empat ekor sapi, dan semuanya mati," ceritanya.


Pengunjung Museum Sisa Hartaku. (Tribun Jogja/Hamim)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas