Selaju Sampan, Balap Sampan khas Pesisir Minangkabau yang Unik, Sayang Kini Mulai Langka
Sejak dahulu, cara masyarakat Pesisir Selatan bersilaturahmi salah satunya dengan perlombaan selaju sampan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Di garis finish, peserta terdepan harus menyentuh tong yang disediakan.
Tim yang bisa menyentuhnya dengan dayung terlebih dahulu, itulah yang berhak menang.
Salah satu tim juri dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Pesisir Selatan, Paul mengatakan walaupun menggunakan budaya tradisional, peraturan pertandingannya berstandar nasional.
"Pertandingan ini peraturannya berstandar nasional, dari Pesisir Selatan sendiri memang sangat banyak atlet dayung dari provinsi hingga nasional," ujar Paul kepada KompasTravel saat menjadi juri Selaju Sampan, Sabtu (17/4/3016).
Para peserta akan menempuh jarak lurus 800 meter.
Mulai dari Batu Kareta, dan selesai di pos angkatan laut, Corocok Painan.
Sistem yang digunakan ialah sistem gugur, setelah dua kali bertanding.
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia - Lomba Selaju Sampan Tradisional, yang telah menjadi tradisi setiap hari jadi kabupaten Pesisir Selatan.
Tiap kelompok akan dipasang-pasangkan dan bertanding dengan kelompok pasangannya tersebut.
Salah satu tim adalah juara bertahan tahun kemarin, yaitu Api-api Dayung Club, dari Kecamatan Koto XI Tarusan.
Selain itu, salah satu tim yang dijagokan ialah tim Pra PON 2016 dari Sumatera Barat.
Ratusan orang pun memadati sisi Teluk Painan, sepanjang 70 meter.
Meski dimulai pukul 14.30, pengunjung sudah memenuhi sisi teluk pada pertandingan hari Sabtu (16/4/2016).
Eri salah satu penyelenggara dari Dinas Pariwisata Pesisir Selatan, mengatakan pertandingan akan terus berlangsung walaupun hujan.
"Kalau hujan biasanya peserta tambah semangat, teriak-teriak. Kecuali hujan besar hingga badai, baru kita stop," ujar Eri pada KompasTravel,Sabtu (16/4/2016).