Zapin Api: Atraksi Mistis Menari dalam Kobaran Api di Bengkalis Riau yang Nyaris Punah
Pertunjukan zapin api itu sungguh memesona. Sukar menggambarkan suasana musik ritmik berpadu dengan unsur mistis.
Editor: Malvyandie Haryadi

Iwan yang menari sendirian mundur dan mendekat ke rekan-rekannya.
Dia memijat bahu Samin. Entah kenapa, setelah kontak itu, Samin bangkit dan mulai menari.
Samin kemudian melebur ke dalam api dan menari.
Dia mengambil sepotong bara dan menggosokkan ke lengan, seolah bara api itu hanyalah kemoceng bulu.
Tidak ada lecet, hangus, atau melepuh di kulit.
Bahkan, rambut halus di tangannya tidak terjilat api.
Hanya berkisar lima menit Samin bermain.
Dia lalu mendekat ke salah seorang pemain gendang dan merebut alat musik itu.
Samin menari sambil memukul gendang lebih keras.
Malam itu hanya Samin dan Iwan yang bermain. Agus, Udin, dan Ahmad sebenarnya sudah tampak masuk.
Ketiga orang itu sudah dibantu berdiri oleh Iwan dan Samin, tetapi sebentar kemudian mereka terkapar kejang dan menggeliat.
Perhatian Abdullah menjadi terbelah. Di satu sisi dia harus mengaktifkan ”mesin” para penarinya agar mampu bermain di atas api.
Namun, peran sebagai pemetik gambus tidak dapat ditinggalkan.
Petikan gambus justru bertujuan membuat irama musik bertahan konstan agar penari yang sudah bermain dapat melanjutkan aksi mereka.