Jangan Berpikiran yang Jagoan Main Barongsai Itu Selalu Orang Tionghoa, di Solo Mayoritas Jawa
Jangan berpikiran pemain barongsai itu selalu orang Tionghoa. Di Solo, pemain barongsai mayoritas orang-orang Jawa.
Editor: Agung Budi Santoso
Mulai dari agama Konghuchu, Kristen, Khatolik, Budha, dan Islam.
"Mereka saling bertoleransi," kata Adjie, Jumat (29/4/2016).
Adjie mengatakan, setiap Rabu, Jumat dan Minggu anggota-anggotanya melakukan latihan di lapangan basket SMP/SMA Tripusaka di Jl Kolonel Sutarto No 77, Jebres, Solo.
Latihan dimulai dari pemanasan, berlari mengitari lapangan, pemantapan kuda-kuda, latihan musik, selanjutnya berlatih sesuai dengan karakter masing-masing.
Tiga Misi
Pengurus Barongsai Tripusaka Solo memprioritaskan keseniannya ini selalu tampil sempurna untuk tiga misi.
Tiga misi tersebut adalah ritual, olahraga dan entertainment atau hiburan.
Pembina Liong Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra, menjelaskan pengertian misi rutial.
Artinya, sebelum pementasan, semua anggota tanpa terkecuali harus memasuki Lithang (Kelenteng Khonghucu) untuk berdoa bersama.
Doa tersebut dipimpin Haksu, menurut tata cara dan keyakinan serta agama mereka masing-masing.
Adapun misi olahraga adalah menanamkan prinsip dari Yulius Caesar, pemimpin Roma, yaitu Triple V kepada para pemainnya.
Tripel V itu adalah Vini, Vidi dan Visi.
"Artinya, saya dengar, saya datang dan saya menang," kata Adjie.