Jangan Berpikiran yang Jagoan Main Barongsai Itu Selalu Orang Tionghoa, di Solo Mayoritas Jawa
Jangan berpikiran pemain barongsai itu selalu orang Tionghoa. Di Solo, pemain barongsai mayoritas orang-orang Jawa.
Editor: Agung Budi Santoso
Semboyan Yulius Caesar itu, kata Adjie, benar-benar dihayati para anggota Tripusaka.
Terbukti, mereka sering menang dalam berbagai kejuaran atau perlombaan.
Baik perlombaan di tingkat lokal, provinsi, nasional, bahkan dikejuaraan barongsai se-Asia Tenggara atau internasional.
Sedang misi entertainment, jelas Adjie, Barongsai Tripusaka selalu berusa tampil dengan indah dan maksimal.
Sering Menang
Para pemain Barongsai Tripusaka Solo sering menang dalam berbagai kejuaran atau perlombaan.
Termasuk, perlombaan di tingkat Asia Tenggara maupun internasional.
Berbagai piala penghargaan alias kemenangan berhasil mereka kumpulkan, mulai tahun 1999 sampai sekarang.
Saat TribunSolo.com datang ke kantor Tripusaka di Jagalan, Jebres, Surakarta, Jumat (30/4/2016), tampak sekitar 40 piala kemenangan menghiasi ruangan kantor tersebut.
Sebelumnya, Pembina Liong Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra menjelaskan, barongsainya memprioritaskan tiga misi.
Ketiga misi tersebut adalah ritual, olah raga dan entertainment atau hiburan.
Misi olah raga adalah menanamkan semboyan dari Yulius Caesar, pemimpin Roma, yaitu Triple V kepada para pemainnya.
Tripel V itu adalah Vini, Vidi dan Visi.
"Artinya, saya dengar, saya datang dan saya menang," kata Adjie saat diwawancara TribunSolo.com di kantornya, Jumat (29/4/2016).
Semboyan Yulius Caesar itu, kata Adjie, benar-benar dihayati para anggota Tripusaka.
Terbukti, mereka sering menang dalam berbagai kejuaran atau perlombaan.