Makanan Halal ala Negeri Gingseng
Gara-gara lidah tak bersahabat dengan makanan di negara asing, seketika rindu Tanah Air membuncah.
Penulis: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM, SOUL -- Gara-gara lidah tak bersahabat dengan makanan di negara asing, seketika rindu Tanah Air membuncah.
“Jika ada restoran yang menyediakan makanan halal, tapi juga menyajikan hidangan yang mengandung lemak babi, kalian bisa makan di tempat itu?” ujar Songkyi, pemandu rombongan “Halal Tourism Famtrip” dari Indonesia, yang dibawa Korea Tourism Organization (KTO), di Korea Selatan, pekan lalu.
“Maaf tidak bisa,” kata sebagian dari kami. Karena proses memasak dilakukan di tempat atau peralatan dan wadah yang sama. Maksud pemandu asal Korsel itu, untuk memastikan tempat dan hidangan yang kami konsumsi sesuai aturan Islam yakni halal.
Pasalnya kami melakukan perjalanan sekitar enam hari di Negeri Gingseng itu.
Di hari pertama misalnya, kami santap siang di Korean Food Therapy Gosan yang letaknya masih di jantung kota Seoul, di lantai B2 sebuah gedung perkantoran. Mudah mengenalinya karena terpampang tanda “halal restaurant week”.
Restoran Halal
Di sini kita menikmati teh, salad with cutlet (made from soybean meat), mushroom casserole, stir fried glass noodles with burdock, sodam midu, cooked rice, soup, side dishes, dan dessert.
Bagi Anda yang suka mengonsumsi sayur mayur, sajian menu ini rasanya tidak ada masalah. Namun sebaliknya, jika Anda bukan penyuka sayuran, saat itu juga rindu tanah air melonjak, karena tidak mudah mencari makanan halal lain di kawasan tersebut.
Chuncheon Dalkgalbi
Namun di hari berikutnya kami mengetahui, ternyata Korea Selatan memiliki kawasan yang dihuni banyak restoran berlogo halal. Bahkan beberapa Nama-nama restorannya berbahasa Melayu.
Misalnya Makan Resturant, Pak India, Siti Sarah dan lainnya. Berbagai makanan Timur Tengah dan Asia, termasuk Indonesia tersedia di sini.
Lokasinya berada di distrik (kecamatan) Yongsan, Itaewon. Penduduk di sini memang mayoritas muslim. Bahkan mereka memiliki masjid tertua di Soul, yaitu Seoul Central Mosque.
Kawasan restoran halal di Itaewon Korsel.
Kami juga melakukan perjalanan ke tempat wisata Korean Folk Village alias Kampung Rakyat Korea. Sebuah perkampungan tradisional Korea yang terletak di Yongin, sebelah selatan kota Seoul.
Setelah menyaksikan sejumlah pertunjukan, kami menikmati santap siang di area ini yakni Terrace Green Restaurant, halal certified.
Keesokan harinya, ketika hendak menyeberang ke Nami Island, kami mampir di Kko Kko Chuncheon Dakgalbi Gapyong, Provinsi Gyeonggi, dan terkejut karena salah satu pegawainya lumayan lancar berbahasa Indonesia dan pernah tinggal di Jawa.
Kami juga sempat makan di restoran India bernama Durga dan Kervan Turkish Restaurant di Seoul. Menu makanannya cocok untuk selera lidah orang Indonesia, begitu pun pelayanannya yang ramah.