DNA Kita Seni Budaya dan Pariwisata kata Presiden Joko Widodo
Ada yang mengegetkan dari isi sambutan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017, yang dilangsungkan di Jakarta
Editor: Toni Bramantoro
“Hanya di cultural industry, di Pariwisata, bangsa kita bisa tampil sebagai juara, kita kuat di dunia internasional,” jelas lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris, dan Program Doktoral Unpad Bandung.
Menpar Arief menyebut, pariwisata adalah sector yang bakal menjadi penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja
yang paling mudah dan murah. Pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan.
“Devisa pariwisata itu tiap USD 1 juta, menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%, tertinggi dibanding industri lainnya.
Pariwisata Peringkat ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya. Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi, yaitu 13%, dibandingkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. “Biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” kata Arief Yahya.
Soal tenaga kerja, Menpar Arief Yahya juga menegaskan, pariwisata penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun.
“Karena itu, menempatkan sector Pariwisata sebagai prioritas itu sudah keputusan yang betul. Di sector inilah, dengan segala potensinya, kita bisa berkompetisi dengan negara manapun di dunia,” ujarnya.