Mabuhay! Selamat Datang di Filipina, Berburu Money Changer hingga Jollibee
Dalam bahasa Filipina, kata 'mabuhay' digunakan sebagai salam untuk orang lain, seperti halnya 'horas' dalam Bahasa Batak.
Editor: Rendy Sadikin
Agak sulit untuk menemukan makanan halal di bandara Manila.
Sejumlah restoran di bandara rata-rata menyajikan makanan berbahan dasar babi, sehingga turis muslim harus lebih berhati-hati.
Tak habis akal, kami pun membeli ayam goreng plus nasi di salah satu gerai makanan cepat saji ternama di Filipina, Jollibee.
Sepaket nasi dengan ayam goreng nan renyah dan sebotol air mineral dibanderol dengan harga 108 php atau sekitar Rp28 ribu, harga yang tergolong terjangkau untuk ukuran gerai di bandara.
Sekadar informasi, Filipina menggunakan mata uang peso dengan lambang php.
Untuk menukarkan uang, di terminal 1 Bandara Manila tersedia tiga gerai money changer.
Nilai tukarnya cukup tinggi, 50,1 php untuk 1 dolar AS, atau sekitar Rp 13 ribu.
Usai menyantap makan malam (yang terlambat), kami pun memutuskan untuk masuk ke ruang tunggu sambil menunggu boarding gate dibuka.
Sambil menunggu dibukanya boarding gate, kami menghabiskan waktu di ruang tunggu dengan fasilitas wifi yang tersedia di bandara.
Meskipun dikenal dengan negara yang cukup buruk dalam jaringan internet, fasilitas wifi di Ninoy Aquino International Airport terbilang cukup baik.
Dengan kecepatan internet 1 gigabyte per detik, kami tak merasa bosan saat menunggu boarding gate dibuka.
Satu lagi, fasilitas wifi di bandara Manila tanpa menggunakan password, sehingga siapapun bisa mengakses internet di bandara yang terletak di kawasan Pasay ini.
Selain fasilitas wifi, Ninoy Aquino International Airport juga terbilang baik dalam fasilitas toilet.
Hal itu terlihat saat kami menggunakan fasilitas toilet di bandara tersebut.