Lima Tokoh Penting Zaman Kolonial yang Dimakamkan di Bogor
Anda bisa mengunjungi makam-makam mewah para pemimpin Indonesia zaman kolonial saat namanya masih Hidia Belanda.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Mengunjungi situs bersejarah peninggalan kolonial tidak hanya peninggalan arsitektur megahnya, mengunjungi makam orang-orang penting kala itu juga bisa menjadi rekomendasi wisata menarik.
Anda bisa mengunjungi makam-makam mewah para pemimpin Indonesia zaman kolonial saat namanya masih Hidia Belanda.
Makam tersebut berada di komplek pemakaman Kebun Raya Bogor, di kota Bogor, Jawa Barat.
Istana Bogor yang pada zaman kolonial menjadi tempat tinggal Gubernur Jenderal Hindia Belanda, membuat pemerintahnya pun menyediakan pemakaman khusus kalangan pejabat di sana.
Tak hanya para gubernur jenderal yang dimakamkan di sini, tetapi juga para orang-orang ahli kenegaraannya pada zaman itu, seperti ahli hukum, ahli botani dan yang lainnya.
Saat Anda berkunjung, memang tak ada deret khusus mana gubernur jenderal dan mana deretan makam ajudannya, hampir semua makam memiliki arsitektur yang unik. Dengan tinggi nisan mulai 20 centimeter hingga 3 meter.
Berikut orang makam orang penting mulai gubernur jenderal yang dahulu setara dengan presiden, hingga para ahli kenegaraan.
1. D.J. de Eerens, merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1836-1840. Menurut dosen Program Studi Sastra Belanda, Lilie Suratminto, orang yang sangat berkuasa di zamannya tersebut merupakan satu-satunya gubernur jenderal yang meninggal di Bogor.
2. MR Ary Prins, seorang ahli hukum yang pernah dua priode menjadi pejabat sementara Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Meski hanya menjabat sebagai Gubernur Jenderal Sementara, makamnya memiliki nisan termegah di antara yang lain, dengan bentuk obelix yang menjulang tinggi.
“Ary Prins ini unik, kenapa dia sudah dua periode menjabat, tapi belum juga dilantik secara resmi oleh kerajaan? Ada literatur yang menyebutkan terjadi ketidakcocokan dengan pemerintahan Belanda di istana, tapi dia sampai dua periode,” ujar Didik Widyatmoko, Kepala Kebun Raya Bogor, saat dikunjungi KompasTravel di kantornya Selasa (23/5/2017).
3. Heinrich Kuhl dan J.C Van Hasselt, keduanya merupakan ahli ilmu burung (Ornitologis) yang meninggal tahun 1920-an dalam usia muda yang dikuburkan dalam satu makam.
Mereka juga anggota dari Commission for Natural Sciences, seperti lembaga peneliti resmi dari Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk mengembangkan riset alam.
4. Cornelis Potmans, orang yang pertama dikuburkan di sini pada 2 Mei 1784. Ia merupakan ahli kimia, yang juga seorang administrator toko obat dari Belanda.
5. Prof Dr AJGH Kostermans, merupakan makam termuda atau orang yang terakhir dimakamkan di sini, tahun 1994. Ia merupakan ahli botani terkenal dari Belanda, yang menjadi warga negara Indonesia sejak 1958.
Kostermans dimakamkan di Indonesia, tepatnya di dekat tempatnya mengabdi sampai akhir hayat, karena keinginan dan kecintaannya terhadap Indonesia. Ia juga menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia hingga akhir hayatnya.