Rakornas Pariwisata I/2018 Berakhir Ada Kesimpulannya
rapat di Nusa Dua Convention Center, Bali, menghasilkan sejumlah rumusan. Dan ini akan menjadi landasan dalam menentukan program utama Kemenpar
Editor: Toni Bramantoro
Mengenai aksesibilitas, nomadic tourism menggunakan konsep yang simpel. Artinya para wisatawan bisa lebih cepat bisa sampai ke destinasi. Tawarannya ada di seaplane, helicity, dan live a board.
“Untuk aksesibilitas, dibutuhkan solusi yang sesuai. Aksesibilitas fokus ke kondisi sekarang yang sedang tren. Kebutuhan ini harus dikejar karena pengembara dunia suka akses yang simpel. Ketiga moda itu sangat mengakomodir wisatawan saat ini," katanya.
Untuk itu Rakornas Pariwisata I Tahun 2018 memberikan rekomendasi percepatan Deregulasi terkait operasional Caravan sebagai Nomadic Tourism Amenities, Sea-Plane dan Live a board sebagai Nomadic Tourism Access, berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan.
Selain itu juga merekomendasikan percepatan Deregulasi terkait perizinan pemanfaatan Taman Nasional sebagai Glamping Ground, berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
Kemenpar juga merekomendasi untuk percepatan Deregulasi pajak bea masuk impor yang terkait dengan investasi Nomadic Tourism, berkolaborasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal.
"Semua sudah kita proses. Respon positif juga diberikan oleh lembaga yang membawahinya," kata Don Kardono.
Selain itu Kemenpar juga mendorong Pemerintah Daerah untuk mendata wilayahnya yang berpotensi dibangun Nomadic Tourism Amenities. Sehingga bisa segera berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata.
"Kami harapkan data dimaksud selambat-lambatnya diterima oleh Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata di tanggal 30 April 2018. Kelengkapan data antara lain Lokasi dengan titik GPS dengan menyebutkan atraksi utama (alam) di daerah tersebut," terang Don Kardono.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan hasil yang luar biasa dicapai dengan cara yg tidak biasa. Destinasi digital dan nomadic tourism merupakan cara yang tidak biasa. Tetapi menjadi sebuah solusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
"Saya perkirakan kedua-duanya akan meledak. Karena ini merupakan sebuah solusi atas permintaan pasar. Secara geografis pun ini sangat mungkin dilakukan,"
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menjelaskan, Destinasi Digital dan Nomadic Tourism memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Treatmenya juga relatif mudah. Idealnya seluruh stakeholder pariwisata baik itu pemerintah maupun industri segera mengembangkan bisnis ini, sehingga percepatan dapat dilakukan.
"Destinasi Digital dan Nomadic Tourism merupakan sebuah solusi ideal pariwisata Indonesia. Saya menyebutnya 5S, Solusi Sementara, Sebagai Solusi Selamanya," kata Arief Yahya.