Hari Terumbu Karang, Ancol dan LIPI Edukasikan Kemegahan Laut Indonesia
Sayangnya, pengeboman laut dan penyelundupan terumbu karang secara besar-besaran mempengaruhi kelestarian laut.
TRIBUNNEWS.COM – Letak Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Pasifik menjadi tempat yang tepat bagi terumbu karang untuk berkembang biak. Setidaknya ada sekitar 565 spesies koral yang ada di perairan Indonesia.
Sayangnya, pengeboman laut dan penyelundupan terumbu karang secara besar-besaran mempengaruhi kelestarian laut.
Menjawab hal itu, Seaworld Ancol bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan berbagai kegiatan menarik yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat betapa mempesonanya keindahan laut tanah air.
Sekaligus, Ancol memperingati Hari Terumbu Karang yang jatuh pada tanggal 8 Mei kemarin.
“Kami berharap dapat memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat, khususnya peserta yaitu adik-adik. Semoga lewat acara ini (kami) juga memajukan pariwisata Indonesia,” ujar Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Paul Tehusijarana.
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin dan Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dr. Dirhamsyah, MA. Tak lupa sekitar 250 peserta dari 15 sekolah dasar menghadiri event dengan tema “Lautku Bersih, Terumbu Karangku Sehat”.
Sebelumnya pada 5 Mei 2018 lalu, peringatan Hari Terumbu Karang ini sempat melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dan terumbu karang di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Aktivitas yang diselenggarakan oleh Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi (LPKSDMO) LIPI ini turut mengundang Putri Selam Indonesia. Kegiatan bersih pantai pun berhasil mengumpulkan sampah sebesar 1,94 kg.
Selanjutnya, acara kembali berlanjut menggambar bertema terumbu karang, coral reefs educational kits untuk para guru, serta talkshow untuk mahasiswa dan masyarakat agar menghargai karang tidak hanya karena keindahanya, tetapi juga manfaatnya sebagai kapsul waktu dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengurangi limbah sampah dengan mengubahnya menjadi keuntungan.
“Aku baru tahu kalau terumbu karang itu binatang juga, bukan batu,” ungkap Dea, siswa SDN Pulau Tidung, salah satu peserta yang mengikuti lomba mewarnai.
Diharapkan ke depannya kegiatan ini terus berlanjut serta memberikan penyadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang yang saat ini masih terancam kerusakan.