Inovasi di Tanah lot Art & Food Festival 2018 Padukan Konsep Kesenian, Kebudayaan, dan Kuliner
Beberapa kesenian khas Tabanan yang sering di tampilkan pada event-event pariwisata adalah Okokan dan Tektekan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akan ada sesuatu yang berbeda pada gelaran Tanah Lot Art And Food Festival 2018 kali ini.
Acara yang dihelat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan bekerjasama dengan Badan Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot dalam rangka menyambut hari kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia ini akan menampilkan inovasi baru.
Bupati Tabanan Bali Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, pada acara yang akan berlangsung pada tanggal 18 Agustus hingga 20 Agustus 2018 tersebut akan memadukan unsur kesenian, kebudayaan serta kuliner yang ada.
Inovasi dilakukan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Tabanan.
Beberapa kesenian khas Tabanan yang sering di tampilkan pada event-event pariwisata adalah Okokan dan Tektekan.
Okokan dan tektekan termasuk kesenian sakral khas Tabanan yang digalangkan Bupati Eka sebagai salah satu daya tarik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Okokan merupakan kesenian gamelan khas yang berasal dari Banjar Belong, Desa Baturiti Kerambitan,Tabanan.
Sementara tektekan yang merupakan kesenian khas Tabanan ini sebagian besar terbuat dari bambu, yang dimainkan tiga puluh sampai empat puluh orang.
Kedua kesenian khas dari Tabanan ini merupakan warisan kebudayaan yang menarik untuk dinikmati.
“Sudah kita ketahui bersama, Bali ini merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, sehingga kami sebagai tuan rumah, berusaha untuk memberikan kesan yang menarik kepada setiap pengunjung, jadi mereka tidak hanya wisata alam, melainkan dibalut dengan unsur seni, budaya dan juga kuliner,” ungkap Eka saat gladi persiapan Tanah lot Art & Food Festival 2018 di area DTW Tanah Lot, Tabanan Bali.
Bupati perempuan pertama di Bali tersebut juga mengungkapkan bahwa pariwisata harus memiliki ciri khasnya sendiri untuk bisa menarik minat orang banyak.
“Okokan dan Tetekan adalah kesenian khas asal Tabanan, meskipun kuno tapi masih menarik sampai sekarang. Awalnya Okokan ini untuk hiburan musim panen tapi justru menjadi alat musik sampai sekarang, dari sejarah-sejarahnya yang unik akan mendatangkan banyak wisatawan,” kata Eka.
Selain itu, Bupati Eka juga telah menggarap tari kreasi baru yaitu “Rejang Sandat Ratu Segara” yang mengolaborasikan kesenian dan kebudayaan khas Tabanan yang dijadikan sebagai tarian rasa syukur terhadap Ibu Pertiwi atau Ratu Segara yang akan diluncurkan tepat pada 18 Agustus 2018 pukul 18.18.
Penggarapan tari kreasi baru itu Bupati Eka dibantu dua orang koreografer handal, putra daerah setempat, yakni I Wayan Juana Adi Saputra (Dadong Rerod) dan I Wayan Muder.
Bupati Eka berharap, dengan dibuatnya kreasi dari tari tradisional akan menarik minat kaum milenial yang merupakan penerus sektor pariwisata di Tabanan Bali.
“Tari Rejang Ratu Segara dibuat untuk menarik minat kaum milenial sebagai penerus pariwisata Bali. Tari ini juga merupakan kolaborasi kesenian dan kebudayaan dalam bentuk yang apik untuk disuguhkan kepada para wisatawan,” tutur Eka.
Bukan hanya sisi kebudayaan dan kesenian saja, namun Bupati Eka juga berhasil mengembangkan kuliner khas Tabanan untuk disuguhkan kepada para wisatawan.
Bupati Eka merekomendasi berbagai macam kuliner khas Tabanan diantaranya Rujak Kuah Pindang dan Rujak Bulung.
“Selama ini banyak wisatawan yang hanya tau Pie Susu dan Kacang Disko, padahal di Tabanan ada banyak juga kuliner unik seperti Rujak Kuah Pindang dan Rujak Bulung. Bukan hanya enak, tapi kedua makanan khas ini juga harganya sangat murah,” kata Eka.