Sejarah Kain Adat Suku Banjar di Kalsel Sejak Abad ke-12
Pada 2 Oktober 2009, United Nations Educational Scientific and Cultural (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan kebudayaan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Masyarakat memproduksi secara massal kain sasirangan. Usaha warga tak sia-sia, kini, kain tersebut dikenal masyarakat luas, tak hanya oleh masyarakat Indonesia, beberapa negara juga telah mengenal kain sasirangan melalui pameran maupun saat berkunjung ke Kalimantan Selatan.
Keterlibatan BRG dan Pemda Promosikan Kain Sasirangan
Badan Restorasi Gambut (BRG) sebagai lembaga non-struktural yang bekerja untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi restorasi gambut juga terlibat melestarikan dan mempromosikan kain sasirangan.
Sejak 2018 lalu, BRG melatih masyarakat di desa-desa gambut membuat kerajinan kain sasirangan.
BRG mendukung pembentukan Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi kain sasirangan di sejumlah Desa Peduli Gambut di Kalimantan Selatan.
Berbagai pelatihan dan akses pasar dihubungkan kepada kelompok yang banyak diisi oleh generasi milenial ini.
“Kami memberikan bantuan peralatan seperti mesin jahit dan sekarang dalam proses mengirimkan paket kamera digital untuk memudahkan pelaku UMKM menghasilkan foto produk yang bagus. Hal ini kami lakukan setelah sebelumnya memberikan pelatihan pemasaran digital,” kata Yuyus Afrianto, Plt. Kepala Sub Kelompok Kerja yang mengurusi Kemitraan dan pemberdayaan UMKM di BRG.
Pelatihan kepada anggota UMKM itu kini membuahkan hasil. Produksi kelompok usaha kain batik sasirangan telah merambah ke pasar nasional dan telah dipamerkan di manca negara.
Sekarang, kelompok UMKM produsen kain sasirangan ini juga sudah mampu memasarkan produk mereka secara online melalui beberapa marketplace.
Dinamisator Desa Peduli Gambut Kalimantan Selatan, Enik Maslahah, mengungkapkan masyarakat dilatih memanfaatkan lahan gambut yang ada secara bijak.
Menurut Enik, lahan gambut memiliki banyak keistimewaan. Bahkan lahan gambut bisa menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang hidup di perdesaan itu.
Termasuk menyediakan berbagai warna-warna alam yang indah untuk kain-kain sasirangan.
Perbedaan kain sasirangan biasa dengan kain sasirangan masyarakat desa gambut terletak pada penggunaan pewarna kainnya.
Baca: Hari Batik Nasional 2020, Annisa Pohan Kenang Pesan Mendiang Ani Yudhoyono tentang Batik
Masyarakat desa gambut menggunakan pewarna alami yang tumbuh di lahan gambut sebagai pewarna utama pada kain sasirangan mereka.