Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjelajahi Situs Wisata Gunung Padang, Sejarah Penemuan, Keindahan Alam & Pesona Punden Berundak

Areal situs Gunung Padang ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menjelajahi Situs Wisata Gunung Padang, Sejarah Penemuan, Keindahan Alam & Pesona Punden Berundak
(Danny Hilman Natawidjaja/ express.co.uk)
Situs Gunung Padang yang berlokasi di Kampung Gunung Padang, RT 01/08, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Areal situs Gunung Padang ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara. 

Semakin ke atas jumlah batunya pun semakin berkurang.

Batu-batu yang jumlahnya sangat banyak tersebut tersebar hampir menutupi seluruh puncak Gunung Padang.

Banyak orang meyakini, di dalam tanah Gunung Padang masih ada bangunan-bangunan peninggalan zaman megalitikum.

Misteri ini telah menarik ribuan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri.

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat.

Situs Gunung Padang berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

Lokasi situs ini dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota Kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.

Berita Rekomendasi

Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Dikutip dari Wikipedia, laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914.

Sejarawan Belanda, NJ Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949.

Baca juga: Kunjungi Situs Gunung Padang, Menparekraf Ajak Masyarakat Lestarikan Kawasan Wisata

Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.

Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan.

Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

Lokasi

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas