Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vincent Van Gogh: The Immersive Experience, Pengalaman Menyusuri Karya Abadi Sang Pelukis

Banyak dari karyanya terjual dengan harga fantastis, salah satunya dihargai sebesar 82,5 juta dolar AS.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Vincent Van Gogh: The Immersive Experience, Pengalaman Menyusuri Karya Abadi Sang Pelukis
Endrapta Pramudhiaz
Suasana pameran seni Van Gogh: The Immersive Experience di Singapura. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Semasa hidupnya, pelukis legendaris Vincent van Gogh banyak menghasilkan karya yang hingga kini masih eksis di kalangan masyarakat dunia.

Jalan Van Gogh menghasilkan lukisan-lukisan ini tidaklah mudah. Kehidupanya banyak berpindah dari satu tempat ke tempat lain, khususnya Prancis dan Belanda.

Tak hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, Van Gogh juga harus berjuang melawan penyakit mentalnya. Beberapa karyanya banyak lahir dari rumah sakit jiwa tempat ia menetap.

Setelah ia meregang nyawanya sendiri pada 1890, nama Van Gogh baru mencuat ke publik. Banyak dari karyanya terjual dengan harga fantastis. Salah satunya dihargai sebesar 82,5 juta dolar AS.

Baca juga: Lukisan Van Gogh Dicuri dari Museum Belanda saat Lockdown

Akhir pekan lalu, Tribunnews berkesempatan mengunjungi Van Gogh: The Immersive Experience, sebuah pameran yang menunjukkan ratusan karya sang pelukis di Resorts World Sentosa Singapura.

Sesuai namanya, "experience", pameran pertunjukan ini menawarkan ke para pengunjung untuk "masuk" ke dalam dunia Van Gogh, merasakan pengalaman sang pelukis ketika menghasilkan karya-karyanya.

Berita Rekomendasi

Di Van Gogh: The Immersive Experience, pengunjung dapat menikmati berbagai karya sang pelukis. Pameran ini menunjukkan sejumlah karya ternama Van Gogh seperti Sunflowers, The Bedroom, The Starry Night, dan lain-lain.

Untuk bisa melihat lukisan-lukisan itu, pengunjung lebih dulu memasuki sebuah lorong yang banyak diisi oleh karya lukisan sendiri (self-portrait) miliknya. Ada Van Gogh sedang memakai topi, sedang merokok dengan cangklong, dan lain-lain.

Sebelum memasuki ruang pameran, lorong ini memiliki tangga panjang, di mana sisi kanan kirinya terdapat self-portrait dari Van Gogh. Pengunjung seakan ditatap oleh sang pelukis, memberi kesan sedang "disambut" oleh Van Gogh sendiri.

Memasuki ruang pameran, penerangan jauh lebih minim lagi, bahkan nyaris gelap. Ada sejumlah karya Van Gogh seperti The Starry Night yang langsung dipajang tak jauh dari akses masuk. Selain itu, ada patung kepala Van Gogh yang besar, di mana ada visual lukisannya berganti setiap saat. Patung ini cukup mengundang banyak orang untuk berfoto.

Tak hanya berfoto, pengunjung Van Gogh: The Immersive Experience juga terlihat serius membaca deskripsi yang ada di setiap lukisannya. Meski ruangan cenderung ramai, suasana sunyi menyelemuti ruang pameran tersebut.

Hal itu tak lepas dari keseriusan mereka membaca deskripsi yang ada di samping lukisan Van Gogh.

Di ruangan itu, ada juga layar yang tidak terlalu besar, menampilkan tayangan berupa penjelasan dari lukisan ternama Van Gogh, yaitu The Starry Night.

Pengunjung secara saksama menonton tayangan tak bersuara itu. Satu persatu orang datang dan pergi ke sudut tersebut.

Van Gogh tak hanya terkenal dengan lukisan The Starry Night. Ada juga The Sunflowers yang merupakan seri lukisan Van Gogh berjumlah 11 lukisan. Pajangan lukisan ini banyak mengundang pengunjung untuk mengabadikan lukisan-lukisan tersebut ke dalam ponselnya masing-masing.

Ruangan berikutnya yang merupakan daya tarik utama Van Gogh: The Immersive Experience adalah sebuah studio besar yang di setiap sudut dan sisinya ada visual dari karya-karyanya.

Studio besar ini menampilkan berbagai macam visual dari lukisan Van Gogh. Gambarnya terlihat bergerak dan berganti setiap saat.

Guna mendukung pengalaman ruangan ini, pengelola menyediakan kursi di beberapa titik. Di tengahnya turut disediakan bean bag (kursi santai menyerupai bantal empuk) yang tersebar. Pengunjung bisa menempatinya dan memandang karya Van Gogh yang beragam.

Satu hal yang menambah pengalaman ini semakin dahsyat, adalah alunan lagu merdu yang terputar tanpa henti. Rasanya seperti larut dalam karya Van Gogh dan berada di dalam lukisannya.

Pengalaman Van Gogh: The Immersive Experience tak berhenti di situ. Di ruangan selanjutnya, ada pengalaman memakai virtual reality (VR) yang membawa pengunjung seakan-akan sedang berada di dalam lukisan Van Gogh.

Dengan membayarkan uang sebesar 5 dolar Singapura, pengunjung bisa menikmati pengalaman berjalan di dalam lukisan Van Gogh selama kurang lebih 11 menit.

Tribunnews berkesempatan mencobanya dan hasilnya memuaskan. Pengunjung diajak "masuk" dan berjalan menyusuri berbagai lukisan Van Gogh, serta melihat seluruh sudut dari lukisannya secara tiga dimensi.

Pemandangan 360 derajat ini juga dilengkapi dengan suara Van Gogh yang bercerita mengenai dirinya ketika sedang membuat lukisan tersebut.

Suara Van Gogh akan menemani pengunjung ke tujuh karyanya seperti The Bedroom, The Siesta, The Starry Night, dan lain-lain.

Setelah itu, ada mini teater yang menyajikan tontonan berupa biografi Van Gogh. Selama 15 menit, tayangannya dibagi menjadi beberapa babak. Saat itu, ruangan teaternya cukup penuh, tersisa hanya beberapa kursi di barisan depan. Semua menonton secara serius. Mereka mengambil posisi terbaik untuk menyimak jalan hidup sang seniman.

Secara keseluruhan, Van Gogh: The Immersive Experience merupakan destinasi wisata yang menyajikan pengalaman pameran seni yang luar biasa. Pengunjung diajak menyelami ratusan karya Van Gogh secara langsung, didukung dengan alunan musik di latarnya.

Tak melulu melalui lukisan-lukisannya yang terpajang di dinding, ada studio yang menampilkan karya Van Gogh secara besar, melebar ke setiap sudut dan sisinya. Selain itu, ada juga VR yang bisa membawa pengunjung menyusuri dunia di dalam lukisan Van Gogh.

Sebagai informasi, dikutip dari Tribun Batam, para pengunjung apalagi pecinta seni lukis Van Gogh dapat langsung membeli tiket masuk dibeli di loket pintu masuk studio atau pesan di online.

Harga tiket masuk dibandrol seharga 109 dolar Singapura atau sebesar Rp 1,3 juta per orang.

Tiket itu sudah termasuk paket untuk menikmati seluruh wahana yang ada di dalam kawasan Universal Studio Sentosa.

Selain paket menyeluruh, Resorts World Sentosa juga menawarkan paket dengan harga 70 dolar Singapura, tentunya masuk dalam studi pameran dan wahana SEA Aquarium terbesar di Asia.

Sementara untuk anak-anak, tiket pameran dibanderol dengan harga 51 dolar Singapura.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas