Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Lukisan Abstrak Babi Pigcasso Terjual Lebih dari Rp 15 Miliar, Seperti Apa Ya?

Seekor babi bernama Pigcasso terus mendulang popularitas berkat karya lukisannya yang telah terjual dan meraup lebih dari Rp 15 miliar.

Editor: Nurul Intaniar
zoom-in Viral Lukisan Abstrak Babi Pigcasso Terjual Lebih dari Rp 15 Miliar, Seperti Apa Ya?
Instagram/@pigcassohoghero
Seekor babi bernama Pigcasso terus mendulang popularitas berkat karya lukisannya yang telah terjual dan meraup lebih dari Rp 15 miliar. 

Ladang berada di antara dua landasan pacu dan dipenuhi dengan tanaman bit gula (sugar beet) yang baru-baru ini telah dipanen.

Babi-babi itu disediakan oleh Buitengewone Varkens, sebuah perusahaan peternakan yang memelihara hewan di luar ruangan.

Bandara Schiphol mendekati perusahaan dan bertanya apakah babi bisa datang dan memakan sisa tanaman.

Sisa tanaman dapat menarik angsa dan burung lainnya untuk mendekat ke landasan pacu, ungkap Stan Gloudemans yang merupakan co-owner Buitengewone Varkens.

Gloudemans menjelaskan bahwa manfaat pertama adalah babi membantu membuat area tersebut kurang menarik bagi burung dengan menghilangkan sumber makanan.

Manfaat kedua adalah fakta bahwa, sebagai pemakan daging, babi juga akan mencoba menangkap angsa yang mendarat di ladang untuk beristirahat.

Sementara babi tidak bisa bergerak cukup cepat untuk benar-benar menangkap angsa, upaya mereka untuk melakukannya, yakni bertindak seperti orang-orangan sawah yang hidup dan menakut-nakuti burung.

BERITA REKOMENDASI

Peternakan Gloudemans menghasilkan sekira 300 anak babi per tahun.

Baca juga: Viral Kapal Penyeberangan Antardesa di Sulawesi Tenggelam, Total Korban Meninggal Sebanyak 15 Orang

Mereka biasanya dikerahkan di sekitar Belanda untuk membersihkan gulma atau sisa tanaman dari panen, bukan sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan pesawat, katanya.

"Ini adalah pertanyaan yang paling aneh," kata Gloudemans.

"Lain kali mungkin mereka akan meminta saya untuk menjauhkan pencuri atau semacamnya," tambahnya.

Bandara Schiphol mengatakan keberhasilan proyek akan diukur dengan menganalisis aktivitas burung di daerah tersebut selama ada babi, dibandingkan saat tidak ada babi.

Bandara ini telah mempekerjakan 20 pengontrol burung yang bekerja sepanjang waktu untuk menjauhkan burung, menggunakan teknologi seperti sinar laser dan suara.

Pengelola juga menanam jenis rumput khusus untuk membuat daerah itu tidak menarik bagi burung, ungkap Koster.

Proyek percontohan yang berlangsung selama 6 minggu berakhir pada minggu pertama November 2021 lalu.

Hasilnya, lanjut Koster, proyek tersebut sangat informatif.

Data yang dikumpulkan akan diperiksa dalam beberapa bulan mendatang, dan keputusan tentang penggunaan babi dalam jangka panjang diharapkan dimulai awal tahun depan, tuturnya.

(TribunTravel.com/Yuro)

Kumpulan artikel viral

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas