Menghidupkan Kuliner Kerajaan Majapahit dalam Jamuan Makan Malam yang Artistik dan Bercerita
Menu yang dikurasi khusus untuk Majapahit Imperial Dining menampilkan Urap Hayuyu yang melambangkan harmoni dengan biji-bijian yang tidak biasa
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kuliner era Kerajaan Majapahit bukan hanya tentang keberagaman cita rasa, tapi juga kearifan lokal Jawa Kuno 'Mitreka Satata' yang menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam.
Masakan dibuat dengan presentasi yang rumit dan dekoratif untuk acara-acara khusus, upacara, dan ritual keagamaan.
Sebagai penghormatan, Apurva Kempinski Bali dan Javara berkolaborasi mempersembahkan 'Majapahit Imperial Dining' untuk merayakan sekaligus cara untuk menghidupkan warisan Majapahit.
Menu yang dikurasi khusus untuk 'Majapahit Imperial Dining' menampilkan 'Urap Hayuyu' yang melambangkan harmoni dengan biji-bijian yang tidak biasa seperti Jewawut.
Kemudian 'Rawon Lembu' yang diperkaya dengan Kluwek (Pangium) karena kuahnya yang gelap.
Baca juga: Tidak hanya Destinasi Kuliner, Restoran Jadi Pilihan Lokasi Nonton Bareng
Sementara 'Botok Iwak' menghormati setiap bagian dari kelapa. 'Manuk Urang Manggar' dengan rasa jeruk dan pedas dari Lada Andaliman.
Ada pula 'Jadah Tape' sebagai penghormatan terhadap tradisi jajanan kaki lima Tape Uli di Betawi.
Inti dari menu set adalah nasi Melik Parijatha yang luar biasa -- nasi unik yang tumbuh di lereng Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, dan dikenal secara eksklusif disajikan kepada raja-raja Majapahit.
Setiap hidangan disiapkan menggunakan teknik memanggang, memanggang, mengukus, dan menggoreng yang telah lama ada, yang mewujudkan evolusi rasa dan keahlian kuliner sambil menceritakan kisah cita rasa kuno.
Para perajin dari mitra dekorasi 'Sustainable Wedding', Designmill.Co, telah menciptakan dekorasi megah yang semakin menghidupkan nuansa era Majapahit untuk makan malam tersebut.
Makan malam disajikan dengan dekorasi artisanal yang ramah lingkungan dan pertunjukan tarian yang mempesona untuk meningkatkan perjalanan pengalaman menarik yang di masa kerajaaan.
Terakhir, pertunjukan tari dramatis menambah sensasi malam itu dengan koreografi yang dikurasi khusus oleh Kitapoleng, menceritakan kisah Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit dan ibunda Raja Hayam Wuruk.
“Perjalanan kuliner ini merupakan bukti komitmen kami dalam melestarikan dan menghormati warisan budaya Indonesia," ucap Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali.
Pihaknya mengundang para tamu untuk menikmati pengalaman tak terlupakan yang menggabungkan sejarah, cita rasa, dan tradisi sambil menikmati esensi masa lalu Indonesia yang ditinggikan dengan pertunjukan unik.
"Ke depannya, menampilkan dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia akan terus dilakukan. bagian dari pengalaman tamu di seluruh resor,” lanjut dia.
Helianti Hilman, pendiri Javara Indonesia, mengatakan ‘Majapahit Imperial Dining’ lebih dari sekadar hidangan.
"Ini merupakan penghormatan terhadap sejarah dan cita rasa kami yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kami menghormati masa lalu kami dan memastikan warisan budaya kami terus berkembang," tandasnya.