Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Catatan Haru Seorang Ayah yang Kehilangan Buah Hati karena Kanker Langka
Dua tahun kelelahan bolak-balik ke rumah sakit, akhirnya sang ayah harus merelakan buah hati pergi untuk selamanya...
Editor: Agung Budi Santoso
Dari balik ruang kaca kamar semangka para perawat terus memantau situasi,sesekali salah seorang perawat (suster umi namanya) masuk melihat lalu bertanya pada kami, "Gimana bu,apakah kita antar haidar dengan tenang atau saya panggilkan dokter jaga?",usulnya.. "Insya Allah kita antar dia dengan tenang.",jawab istriku tegas dan aku mengiyakan..
Tak kuasa menahan kantuk akupun sempat tidur sesaat.Pukul 03.30 aku tersentak melihat monitor dengan kondisi detak jantung berkisar 70 sampai 80,lalu akupun sholat 2 rakaat..Aku bermunajat sambil menengadahkan tangan di atas kepala ,"ya Allah..aku dan kami semua sayang pada haidar..ia hamba yang tak berdosa..sholeh,suci..maka jika Engkaupun lebih sayang maka aku mohon ambillah ia layaknya orang tertidur dan tidak tersakiti.. Mohon bangunkan di sisi Mu,bersanding dengan kekasih Mu Muhammad Rasulullah,bersama para nabi, para shuhada dan orang-orang sholeh..amiin ya Rabb.."
Tepat pukul 05.15 usai aku mengimami sholat subuh di musholla lantai 4 kondisi jantung semakin menurun bahkan hingga 40..kami terus mentalqinkan serta membangunkan si kakak yang masih tertidur..Kakak sempat menangis dan berkata bahwa ia tak punya adik lagi..saat itu semua kita mencucurkan air mata yang sudah kuasa terbendung..
Tapi kami harus kuat, ini ujian yang kita dihadapi dan adik pernah berpesan pada kami semua bahwa kami tak boleh menangis..!!!
Monitor Pemantau Detak Jantung yang Bikin Berdebar
Pukul 05.30, posisi jantung di monitor sesekali sudah menunjukkan angka 0! Tapi sesekali naik di angka 15 tapi turun lagi ke 0..Istriku menekan bel lalu suster umi datang dan memberikan tindakan medis yaitu menekan sedikit di leher sebelah kanan,lalu ia berkata, "Ini sudah jauh bu.. "..
Ya, kita antarkan Haidar dengan tenang..!" jawabku dengan berlinang air mata. Tepat pukul 05.45, denyut jantung di monitor menunjukkan anngka 0 dan tak berubah..Semua berhenti..!! INNALILLAHI WAINNA ILAIHI RAAJIUUN..TELAH BERPULANG KE RAHMATULLAH ANANDA SAYYAF HAIDAR ALBAHY (laki-laki pejuang yang baik lagi cerdik) BIN SYAFRIZAL dan ALHAMDULILLAH seperti orang tertidur..Subhanallah wah hamdulillah..Allahuakbar
Selamat jalan pejuang kecilku yang hebat,cerdik,tak pernah ada kata capek..Menginspirasi sekaligus motivasi buat kita semua.. Tak ada kata menyerah selama 2 tahun menghadapi kanker.. Haidar sudah sembuh,tak sakit lagi..tak ada suntikan lagi..
Tidurlah..dan bangunmu sudah berada di syurga bersama rasul, nabi, syuhada dan orang-orang sholeh.. Kami sebagai orang tua sekaligus keluarga besar mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas motivasi, dorongan, support, doa, baik moril maupun materi yang begitu besar kepada semua pihak yang tak mungkin kami sebutkan satu persatu selama kami menjalani pengobatan ananda haidar..dan semua itu hanya ALLAH..hanya ALLAH..hanya ALLAH lah yang bisa membalas kebaikan itu..amiin ya Rabbal `alamin.
Klik di sini, berita-berita sebelumnya terkait sakit hingga meninggalnya Haidar.