Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

Low Cost Hospital dan Era JKN

Belajar dari LCC semestinya kita dapat menciptakan Low Cost Hospital yang dapat terjangkau oleh kantong mayoritas penduduk Indonesia

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Low Cost Hospital dan Era JKN
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Dr drg Yaslis Ilyas, Chief Executive Officer Yaslis Institute 

Oleh: Yaslis Ilyas

SUATU perubahan manajemen luar biasa telah terjadi pada bisnis penerbangan nasional dan internasional. Bisnis penerbangan yang mewah dan mahal semakin ditinggalkan oleh industri penerbangan dunia. Japan Air Line yang dulunya merupakan airline yang banyak diminati oleh pebisnis  semakin ditinggalkan karena tidak mampu bersaing harga dengan pesainganya.

Malahan, banyak perusahan penerbangan yang bangkrut tidak mampu merespons perubahan pasar yang terjadi seperti: American Airline dan Adam Air . Banyak perusahaan penerbangan yang terus merugi seperti: Merpati Airline. Garuda Indonesian Airlinemasih merupakan perusahan yang terus merugi kalau saja hutang pada pemerintah tidak dirubah menjadi dana investasi.

Pada lima tahun terakhir ini, semakin banyak perusahaan mengembangkan industri penerbangan murah dan aman.Yang paling menonjol saat ini adalah Air Asia  yang menawarkan penerbangan domestik maupun internasional paling murah dikelasnya dengan motto  Now everyone can fly. Air Asia merupakan perusahaan penerbangan yang fenomenal yang telah memberikan jasa penerbangan domestik, regional dan antar benua.

Pesatnya kemajuan  Air Asia sampai-sampai Pemerintah Malaysia memerintahkan manajemen Malaysian Airline untuk belajar kepadanya bagaimana jasa penerbangan dibuat sedemikian rupa murah tapi tetap aman sehinggga trend penumpang terus meningkat.

Perusahaan penerbangan Indonesia  juga mengembangkan jasa penerbangan murah seperti Lion Air, Batavia Airline dan Mandala Air yang baru sadar dari koma. Pada 5 tahun terakhir ini bisnis penerbangan murah telah juga dinikmati masyarakat kita. Kalau dulu naik pesawat sesuatu yang mewah dan mahal sekarang harganya relatif terjangkau.

Kalau kebetulan penulis terbang dengan pasawat non Garuda tampak banyak common people terbang untuk bisnis maupun pulang kampung. Sekarang bandara Cengkarang Soekarno-Hatta penuh sesak seperti stasiun bis saja, kadang jadi menjadi tidak nyaman karena berisik dan banyak yang merokok serta WC bandara tidak mampu dibuat bersih.

BERITA TERKAIT

Bagaimana strategi manajemen Low Cost Carrier(LCC) ?

Konsep berpikir manajemen LCC adalah menghapus biaya yang membebankan konsumen dan memang dapat dilakukan. Dengan kata lain, menajemen tidak menambahkan item biaya yang tidak diperlukan sehingga tarif jadi tidak kompetitif, murah dan terjangkau. Strategi dasar LCC  adalah menciptakan jasa penerbangan yang efisien, murah dan aman.

Strateginya adalah penurunan harga sehingga jasa penerbangan terjangkau sehingga mampu dibeli oleh lebih banyak orang sehingga volume bisnis menjadi besar. Produk LCC ini dilakukan dengan menekan biaya operasional sehingga dapat bersaing pada segmen pasar menengah atau bawahyang pangsanya lebih luas.

Dengan cara menghapus atau mengurangi layanan didalam perjalanan penerbangan seperti catering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight entertainment, in flight shop dan lain sebagainya. LCC ini juga merupakan suatu jasa penerbangan dengan pelayanan yang serba efisien, sederhana,dan singkat.

Bila waktu perjalanan relatif lama bila penumpang membutuhkan snack, lunch dan dinner mereka menjual dengan dengan harga yang wajar dan terjangkau. Yang juga menarik adalah setiap pembelian in advance  harga yang ditawarkan jauh lebih murah bisa diskon sampai 30% - 50%,bahkan ada yang sampai 90% dari skedul tarif. Sehingga banyak pelancong merencanakan liburan mereka setahun sebelumnya dan mendapatkan potongan biaya penerbangan yang cukup besar.

Bagaimana karakteristik  jasa LCC ?
Rasa ingin tahu yang membawa penulis melakukan explorasi informasi tentang LCC di internet. Dari berbagai sumber didapatkan ciri-ciri manajemen LCC sebagi berikut:
•    Tidak adanya penerbangan dengan kelas VIP atau Bisnis ( All one class)
•    Kapasitas penumpang lebih banyak sehingga terlihat sedikit berdesakkan
•    Maskapai hanya memiliki 1 tipe pesawat untuk memudahkan training & meminimize biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan.
•    Memberlakukan penanganan ground handling yang cepat dan pesawatnya mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi.
•    Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup secarik kertas berupa kupon untuk mengurangi ongkos cetak tiket. Sekarang sudah berkembang menjadi e-ticket.
•    Seringkali maskapai melakukan promosi besar-besaran untuk memperkuat positioning dan komunikasi karena menerapkan strategi direct sales.
•    Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada satu tarif atau tarif sub class dengan harga mulai dari tarif diskon hingga mencapai 90%.
•    Rute yang diterbangi sangat sederhana biasanya point to point untuk menghindari miss connection di tempat transit dan dampak delay dari akibat delay flight sebelumnya.

Apakah strategi  manajemen LCC dapat diterapkan pada Rumah sakit?

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas