Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Blog Tribunners

Menguasai Bahasa Inggris Merupakan Keharusan dalam MEA

Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu komunitas adalah tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai diberlakukan sejak 31 Desember 2015.

Penulis: Joko Gunawan
Editor: Samuel Febrianto
zoom-in Menguasai Bahasa Inggris Merupakan Keharusan dalam MEA
https://www.google.co.th/imgres?imgurl=http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2014/07/bendera-indonesia.jpg&imgrefurl=http://jakartagreater.com/bendera-indonesia/&h=212&w=206&tbnid=iZhTntohC7UKkM:&docid=gxW6kyyMwiHWKM&ei=f5qhVu_yKJSKuASGkIPoCA&tbm=isch&ved=0ahUKEwivrtr9tbzKAhUUBY4KHQbIAI0QMwg9KA4wDg

TRIBUNNERS - Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu komunitas adalah tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai diberlakukan sejak 31 Desember 2015.

Untuk membentuk suatu komunitas, berbagai kalangan mulai mencari atribut-atribut yang bisa digunakan sebagai suatu identitas dari komunitas tersebut, termasuk didalamnya bahasa sebagai penyatu dari 10 Negara ASEAN.

Banyak pihak yang berpendapat bahwa Bahasa Indonesia lebih layak digunakan sebagai bahasa resmi ASEAN dengan alasan bahwa penduduk Indonesia merupakan penduduk paling banyak di Negara ASEAN.

Selain itu, Bahasa Indonesia juga mempunyai banyak kesamaan dengan Bahasa Melayu yang digunakan oleh Negara Malaysia dan Thailand Selatan.

Perlu diketahui bahwa  bahasa masih menjadi suatu tantangan terbesar bagi siapapun yang ingin migrasi atau mobilisasi antar negara, terutama Bahasa Inggris, yang walaupun kita sudah diajarkan sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Kenyataannya banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum bisa berbahasa Inggris dengan baik.

Keadaan ini bukan hanya di Indonesia saja, sebagai contoh hasil observasi saya saat ini selama 2 tahun berada di Bangkok Thailand menunjukkan banyak sekali warga Thailand yang belum bisa berbahasa Inggris.

Kalau boleh dibilang bahwa kemampuan bahasa Inggris orang Indonesia jauh lebih baik dari warga Thailand.

Namun yang perlu ditekankan disini adalah dengan berbahasa Inggris banyak sekali masyarakat  yang belum bisa berkomunikasi dengan baik, walau bahasa Inggris ini sudah ditetapkan sebagai bahasa Internasional.

Apalagi kita harus memaksakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN.

Tentu hal ini agak menjadi lebih rumit dan membuat pergerakan-pergerakan di komunitas ASEAN ini menjadi lebih lambat. Lagi pula, tidak semua pihak mempunyai kepentingan atau ketertarikan untuk ke Indonesia.

Intinya cukup dengan berbahasa Inggris saja sudah jauh lebih baik untuk mengkoneksikan antar Negara ASEAN.

Kita juga sebagai warga Negara Indonesia harus mulai meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris agar tidak ketinggalan dengan negara lain seperti Singapura dan Filipina yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari mereka.

Namun kita perlu mempelajari bahasa lainnya diluar bahasa Inggris, tergantung negara ASEAN mana yang kita tuju.

Contohnya di Thailand, jika ingin bekerja di sana ada baiknya kita belajar bahasa Thai, begitu juga dengan Kamboja, Laos dan Negara lainnya.

Dalam dunia keprofesian juga seperti itu, misalnya di dunia keperawatan, Konsil Keperawatan dan Kebidanan Thailand mewajibkan perawat asing untuk mengikuti ujian nasional dalam bahasa Thai baik ujian tulis maupun lisan.

Hal ini disyaratkan karena kita berurusan dengan warga setempat yang tidak semua warga mengerti bahasa Inggris.

Ujian seperti  ini juga diterapkan di Indonesia, bagi yang ingin bekerja di Indonesia, harus lulus ujian dalam bahasa Indonesia.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas