Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Keunikan Reba Pesta Tahun Baru Masyarakat Ngada
Reba seperti yang dikenal di kalangan masyarakat Ngada merupakan ritual dan perayaan pesta setiap tahun desa-desa di wilayah bagian Selatan Ngada, Nus
Seringkali terasa miris ketika di luar negeri, ini pengalaman yang berkali-kali dialami saya sendiri.
Indonesia dikira Malaysia, atau orang tidak mengenal Indonesia tetapi sudah pernah ke Bali.
Kita sangat lemah dalam promosi, mengemas dan menjual kekayaan kita.
Yang paling penting dalam industri pariwisata dalam konteks dampak positif yang meningkatkan nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat setempat menurut Dr. Frans adalah length of stay atau durasi lamanya masa tinggal wisatawan di suatu tempat.
Semakin lama semakin menguntungkan karena wisatawan akan makin banyak membelanjakan uangnya seperti untukpenginapan, makanan transportasi dan lain sebagainya.
Nah untuk membuat wisatawan “betah”disuatu tempat harus ada rekayasa oleh para pelaku bisnis pariwisata setempat. Ini memerlukan kecerdasan dan seni.
Sebetulnya ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk membuat wisatawan semakin lama berada di suatu tempat.
Dalam kaitan dengan Reba misalnya dari khazanah budaya pakaian saja sudah banyak aspek yang bisa menjadi daya tarik untuk menahan wisatawan.
Katakan saja cerita tentang motif-motif lawo dan sapu lu-é pakaian adat yang dipakai ketika merayakan Reba ternyata sangat kaya akan filosofi serta beragam makna sesuai dengan rang para pemakainya.
Bahkan ada yang sudah tidak diproduksi lagi bahkan ada satu yang sudah berpindah ke negara asing (dijual) bermotif gajah dengan hiasan seperti yang terdapat di India.
Keunikan tenunan dan cara berpakaian resmi para wanita Ngada sangat berbeda dari semua suku di Indonesia.
Hanya wanita Ngada yang memakai kain atau sarung terusan sebagaimana long dress, dan bukan rok dan blus seperti suku lain di Indonesia.
Tehnik produksi mulai dari penyiapan benang, pewarna dan penenunan pakaian adat yang memakan waktu dan tenaga yang luar biasa khususnya dengan penggunaan bahan-bahan organik dari tumbuh-tumbuhan dan kulit akar, atau batang pohon-pohon.
Bahan pewarna nila atau dikenal dengan nama taru di Ngada bisa menjadi cerita menarik bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih detail mengenai tenun ikat Ngada.