Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Didiskrimansikasn Etihad Airways Dwi Aryani Mengadu ke Kementerian Perhubungan
Dwi Aryani, perempuan dengan disabilitas yang ditolak naik Etihad Airways pekan lalu, Senin (11/4/2016) mendatangi kantor Ditjen Perhubungan Udara,
Ditulis oleh : Desmarita Murni
TRIBUNNERS - Dwi Aryani, perempuan dengan disabilitas yang ditolak naik Etihad Airways pekan lalu, Senin (11/4/2016) mendatangi kantor Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Dwi Aryani didampingi oleh Tim Advokasi Anti Diskriminasi (TAAD) yang terdiri dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) dan Human Rights Working Group (HRWG) Indonesia datang untuk beraudiensi dan melaporkan insiden yang dialaminya.
Dwi dan Tim Advokasi juga meminta pemerintah agar segera memperbaiki kondisi penerbangan yang diskriminatif terhadap penyandang disabilitas.
Dalam pertemuan tersebut Dwi Aryani dan Tim Advokasi diterima oleh Ditjen Perhubungan Udara yang diwakili oleh Kasubdit Pelayanan, Agus Pramuka, Kasubdit Politik Luar Negeri Kristi Indah Murni dan Kasubdit Perizinan, Tri Danarsih.
Pihak Ditjen Perhubungan Udara berjanji akan memanggil dan meminta keterangan semua pihak terkait dengan diskriminasi yang dialami oleh Dwi Aryani dalam penerbangan Etihad Airways.
Pihak Ditjen Perhubungan Udara juga berjanji akan menjadi mediator dalam kasus ini dan berupaya agar kasus diskriminasi seperti ini tidak terjadi lagi.
Dalam pertemuan tersebut, Dwi Aryani juga membawa 42 ribu tandatangan dukungan dari masyarakat yang dikumpulkannya melalui petisi di laman Change.org.
Menanggapi petisi tersebut, pihak Etihad Airways sempat mengirimkan permintaan maaf secara tertulis melalui email kepada Dwi secara pribadi.
Dalam pernyataannya Calum D Laming, Vice President Guest Experience Etihad Airways mengakui bahwa perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh kru maskapainya terhadap Dwi adalah sebuah kesalahan, dan tindakan tersebut bertentangan dengan peraturan internal mereka.
Untuk itu mereka berjanji akan melakukan pertemuan langsung dengan Dwi Aryani.
“Namun sangat disayangkan permintaan maaf tersebut tidak dilanjutkan dengan itikad baik untuk mewujudkan pertemuan yang disepakati akan dilakukan hari ini, Senin, 11 April,” kata Atika dari LBH Jakarta.
Menurut Atika, pertemuan yang disepakati sebelumnya untuk membahas perbaikan layanan Etihad Airways dan pemenuhan ganti kerugian yang telah disebabkan oleh Etihad Airways terhadap Dwi dan kelompok disabilitas di Indonesia, batal dilakukan karena alasan yang tidak jelas.
“Tim Advokasi Anti Diskriminasi juga mempertanyakan itikad baik Etihad Airways untuk sungguh-sungguh menyikapi persoalan diskriminasi terhadap disabilitas ini dengan serius,” lanjut Atika.