Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Beragam Cara Finalis Lomba Kitab Kuning Hadapi Pertanyaan Dewan Juri

Beragam persiapan dihadirkan para peserta dalam menghadapi babak final Lomba Baca Kitab Kuning di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selata

Ditulis oleh : Humas Fraksi PKS

TRIBUNNERS - Beragam persiapan dihadirkan para peserta dalam menghadapi babak final Lomba Baca Kitab Kuning di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (24/4/2016).

Pasalnya, beberapa pertanyaan yang disampaikan dewan juri, dinilai berbobot dan memiliki keterbatasan waktu untuk menjawabnya.

“Apa bedanya Syahid dalam peperangan dengan Syahid seorang ibu yang wafat saat melahirkan,” tanya Pengasuh Ponpes Baitul Quran, Depok, Jawa Barat, KH Muslih Abdul Karim kepada salah seorang finalis Lomba Baca Kitab Kuning PKS.

“Kenapa bentuk tashrif jaza adalah jaza, yajuuzu, jawaazan? Bukan Jaza, yajiizu, jawzan,” tanya Pengasuh Yayasan Pendidikan Darul Hikmah, Jati Bening, Jawa Barat, KH Ahmad Sami’un Jazuli.

Menjawab beberapa pertanyaan berbobot seperti itu, finalis dari Magetan, Jawa Timur, Fathul Munif mengaku sedikit gugup karena harus menjawab tepat dalam waktu yang singkat.

“Para ulama yang menjadi juri, tipikal orang yang simpel. Pertanyaan yang disampaikan ringan tapi berbobot dan bisa langsung menentukan sejauh apa kapasitas kita yang menjawab,” tutur Fathul di sela-sela menunggu hasil penjurian Lomba Kitab Kuning PKS.   

Berita Rekomendasi

 Senada, Finalis dari DKI Jakarta Achmad Homaidi menyampaikan bahwa untuk menghadapi pertanyaan tersebut, dirinya mempersiapkan beragam kemungkinan yang akan ditanyakan.

“Mulai dari soal terjemahan, tanya jawab dari segi nahwu maupun shorof, hingga mental, dan juga tak lupa berdoa agar senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah swt,” jelas Homaidi.

Selain KH Ahmad Sami’un Jazuli dan KH Muslih Abdul Karim, hadir pula KH Syuhada Syarkun dari Pondok Pesantren Salafiyah, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dengan Juri Kehormatan oleh Ketua Majelis Syuro PKS KH Salim Segaf Aljufri.

Diketahui, juara pertama dari lomba ini akan mendapatkan hadiah Umroh, juara kedua mendapatkan uang tunai sebesar 20 juta rupiah, dan juara ketiga mendapatkan uang tunai sebesar 15 juta Rupiah.

Sedangkan juara harapan I, II, dan III berturut-turut mendapatkan uang tunai sebesar 10 juta Rupiah, 7,5 juta Rupiah, dan 5 juta Rupiah.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas