Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mirisnya Pendidikan Indonesia
Tepat 2 Mei lalu, semua elemen pendidikan mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di seluruh Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hard
Penulis: Savira Jatnika A
Bahkan beberapa dari mereka harus melewati jembatan - jembatan yang sudah tidak layak untuk digunakan.
Seperti yang kita tahu, masih sering kita jumpai infrastrukur sekolah-sekolah di pedesaan sangat menyedihkan dan sangat bertolak belakang dengan bangunan-bangunan sekolah di perkotaan.
Bangunan sekolah di pedesaan banyak yang tidak layak untuk digunakan oleh para murid dan guru di sekolah tersebut.
Bangunan-bangunan tersebut ada yang memiliki atap yang bocor, tembok yang rapuh dan mudah untuk rubuh, dan masih banyak permasalahan – permasalahan lainnya.
Selain masalah geografis, permasalahan lainnya yang mengakibatkan terjadinya ketidakmerataan yaitu masalah perekonomian.
Banyak siswa yang harus putus sekolah karena terhambat masalah perekonomian keluarga. Hal itu mengakibatkan khalayak menganggap bahwa untuk bisa bersekolah itu mahal, yang bisa bersekolah hanyalah orang-orang yang berasal dari keluarga kalangan menengah ke atas.
Padahal semua orang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Untuk permasalahan biaya bersekolah, sebenarnya pemerintah sudah memfasilitasi dengan diadakannya beasiswa.
Namun tidak semua orang memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah tersebut.
Selain itu adapula anak-anak yang putus sekolah dikarenakan harus membantu orang tua mereka untuk menyambung hidup mencari nafkah.
Ironinya beberapa dari mereka sebenarnya masih sangat ingin untuk mendapatkan pendidikan, namun mereka tidak bisa melakukan apa – apa selain berdoa dan pasrah.
Permasalahan lain yang juga terjadi di Indonesia yaitu permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM).
Di pedesaan atau di tempat-tempat terpencil, penyebaran guru-guru masih sangatlah minim.
Dan adanya ketimpanganan antar daerah dan bidang studi tiap wilayahnya karena penyebaran guru-guru tidak terjadi dengan baik dan benar.