Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indocement: Tuduhan ke Pabrik Semen Habiskan Air Adalah Fitnah
Investasi pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terbaru di Pati dipastikan akan meningkatkan ketahanan air di area pabrik, tambang dan wilayah se
Indocement dikenal sebagai salah satu perusahaan tertua yang telah beroperasi selama 40 tahun dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Hal itu dibuktikan dengan pengakuan Industri Hijau Level 5 yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian untuk seluruh pabriknya di Citeureup, Cirebon dan Tarjun.
Indocement adalah perusahaan Indonesia pertama yang mendapat pengakuan Certified Emission Reduction dari PBB dalam Framework Convention on Climate Change Sejak 2008 lalu.
“Faktanya, semua lahan sawah dan ladang di lokasi pabrik kami tidak terjadi kekeringan. Tetap subur dan berproduksi dengan bagus. Ini adalah visi pemberdayaan masyarakat dan lingkungan yang kami jalankan dengan nyata sejak dulu,” tegas Christian.
Menurutnya, Indocement selalu menghadirkan Program Lestari Air bagi masyarakat Pati. Meskipun saat ini pabrik belum dibangun, program ini sudah meraih penghargaan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya Tingkat Nasional 2015 dengan predikat tertinggi, Platinum.
Di 2012 lalu Indocement juga meraih MDGs Award dalam kategori program pelayanan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
Penolakan LSM atas Investasi Munculkan Pro-Kontra
Dalam kesempatan terpisah, sejumlah tokoh masyarakat Pati menyatakan penolakan atas klaim JMPPK bahwa warga Pati menolak investasi di wilayahnya.
Sumarno Wakil Ketua Persatuan Solidaritas Kepala dan Perangkat Desa Kabupaten Pati (Pasopati) dari Kayen Pati Selatan, menyatakan bahwa investasi pabrik semen di Pati mesti diselamatkan.
Kepentingan sekelompok LSM tidak dapat dipaksakan dan menggagalkan rencana pembangunan ekonomi dan kemajuan masyarakat Pati itu sendiri.
“Pati membutuhkan perbaikan ekonomi, lewat lahan pekerjaan dan pemasukan daerah dari adanya investasi yang berskala besar di pabrik semen Pati,” papar Sumarno.
Tokoh masyarakat dari Dukuh Ngerang, Desa Tambakromo Karsono juga menyatakan hal yang sama. Ia meminta penolakan yang dilakukan oleh JMPPK tak perlu dijadikan alasan untuk perpecahan.
“Pertunjukan pihak kontra beberapa tahun terakhir sudah cukup mendewasakan warga Pati. Warga tidak akan mudah diprovokasi oleh mereka,” tegas Karsono.
Keinginan kuat wilayah Pati untuk memajukan perekonomiannya sudah menjadi agenda penting Pemerintahan Kabupaten Pati.