Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dituding Catut Nama Presiden, Ini Penjelasan Lengkap Adian Napitupulu
Ahok mau marah, Johan Budi mau menyangkal, Relawan Ahok kesal bagi saya itu tidak masalah.
Editor: Malvyandie Haryadi
PENULIS: Adian Napitupulu SH - Anggota DPR RI komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan
TRIBUNNERS - Apa yang saya sampaikan dalam release kemarin tentang percakapan Presiden Jokowi terkait Ahok bukan dongeng dan bukan klaim untuk kepentingan Saham Freeport.
Apalagi untuk jadi ketua umum Partai seperti klaim klaim yang pernah terjadi.
Kalau Ahok tidak yakin apa yg saya sampaikan ya itu urusan Ahok dengan keyakinannya.
Karena bagi saya ini bukan masalah keyakinan tapi masalah pendengaran. Ahok boleh tidak yakin, tapi saya yang mendengar.
Kalau Johan Budi katakan Presiden tidak pernah bicara itu pada dia, ya itu urusan dia dengan Presiden.
Sanggahan Johan Budi tidak serta merta meniadakan pertemuan dan pembicaraan Presiden dengan saya.
Presiden mau bicara apa dengan siapa dan tentang apa itu 100% hak Presiden dan tidak ada kewajiban Presiden untuk melaporkan pada Jubir tentang apa saja pembicaraannya dengan siapapun.
Saya hanya menyampaikan apa yg disampaikan Presiden. Dan apa yg disampaikan Presiden juga sudah saya sampaikan pada Ahok tanggal 7 Juni melalui Telepon.
Banyak yg bertanya kenapa saya menyampaikan ke publik pembicaraan Presiden dengan Saya dan Sihol Manulang ? Apa motif Saya ?
Motif saya dan tujuan saya sederhana, bukan untuk minta saham, proyek atau kursi ketua umum Partai tapi untuk mengingatkan Ahok pada apa saja yang sudah di sampaikan Presiden pada Ahok.
Jadi kalau Ahok katakan dia lebih dekat dengan Jokowi dibandingkan saya ya boleh boleh saja.
Namun dekat tidak selamanya berarti memahami, termasuk memahami bahwa tahun 2010 Jokowi menang 90% di Solo dan kemenangan mutlak itu tidak membuat Jokowi menjadi Sombong apalagi meninggalkan Partai.
Jokowi menang di Pilkada DKI dan berikut nya menang di Pilpres tapi Jokowi tidak pernah tinggi hati lalu menyatakan kemenangannya bukan buah kerja keras Partai bersama Relawan.