Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Anjloknya Harga Minyak Merusak Sentimen Investor
Harga minyak mentah WTI merosot ke level terendah baru dalam tiga bulan terakhir yaitu $42.56 pada perdagangan hari Selasa.
Ditulis oleh : Cindy Melissa
TRIBUNNERS - Harga minyak mentah WTI merosot ke level terendah baru dalam tiga bulan terakhir yaitu $42.56 pada perdagangan hari Selasa.
Hal ini disebabkan oleh oversuplai berkepanjangan di pasar global yang menarik investor bearish untuk menggelar aksi jual.
Minyak mentah sudah bearish secara fundamental untuk jangka waktu yang cukup lama karena situasi oversuplai menghalangi pemulihan harga.
Ancaman peningkatan produksi minyak AS terus menekan ketertarikan investor terhadap komoditas ini.
Sementara itu, kekhawatiran penurunan permintaan karena pertumbuhan global melambat pun membatasi peningkatan harga.
Minyak dapat semakin merosot karena oversuplai besar-besaran dan penurunan permintaan memberi pondasi bagi penjual untuk menyerang.
Dari sudut pandang teknikal, harga berada di bawah 100 dan 20 SMA harian sedangkan MACD melintas ke bawah.
Level support sebelumnya yaitu sekitar $44 dapat menjadi level resistance dinamis yang mendorong penurunan lebih lanjut menuju $40.
Pasar saham harus waspada
Kinerja pasar saham global bervariasi pada perdagangan hari Selasa. Sebagian besar ekuitas utama menampilkan sinyal kelelahan setelah harga minyak mentah merosot tajam dan sangat merusak sentimen global.
Pasar saham Asia ditutup sedikit melemah karena optimisme bahwa Bank of Japan akan merilis stimulus fiskal raksasa sebesar 20 triliun Yen pekan ini semakin menipis.
Ketidakpastian di Eropa semakin meningkat menjelang rapat sejumlah bank sentral yang menciptakan peluang bagi investor bearish untuk menyerang.
Wall Street juga ditutup di area merah di hari Senin dan dapat berlanjut apabila kegelisahan pasar membuat investor menghindari aset berisiko.