Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Mengenal Proses Pembentukan Si Monster Cuaca

Cuaca buruk merupakan suatu hal yang menakutkan bagi semua pihak, baik masyarakat biasa maupun dalam sektor transportasi terutama penerbangan dan pela

Penulis: Khoirul insan
zoom-in Mengenal Proses Pembentukan Si Monster Cuaca
NET
ILUSTRASI : Awan Cumulonimbus 

Dalam proses ini, awan Cumulunimbus sudah memiliki landasan yang datar.

Landasan ini terjadi akibat puncak awan Cb tidak lagi dapat menembus lapisan troposfer dimana pada lapisan ini memiliki sifat atmosfer yang stabil dan akhirnya puncak awan akan merambat ke samping dan bentuknya menyerupai landasan.

Dalam fase ini terjadi arus udara ke bawah yang menyebabkan presipitasi atau hujan dan arus udara ke atas yang memasukkan bahan bakar awan yaitu uap air yang melepaskan panas laten jika berubah fase menjadi tetes awan.

Fase yang terakhir yaitu fase disipasi. Awan dikatakan dalam fase disipasi atau punah apabila lebih dari setengahnya terdiri atas arus ke bawah, dan berangsur-angsur aktivitas awan mereda.

Kecepatan arus udara ke bawah berangsur-angsur menjadi lemah sehingga turbulensi menjadi lemah dan hujan berkurang sampai menjadi gerimis yang akhirnya awan cumulonimbus mati atau lenyap.

Secara sederhana, kita dapat mengenali awan Cumulonimbus dengan melihat bentuk fisiknya. Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah atau bahkan sering melihat awan yang berwarna hitam sebelum atau bersamaan dengan terjadinya hujan lebat, angin kencang, dan badai guntur.

Awan hitam inilah yang dapat kita kenali sebagai awan Cumulonimbus.

Berita Rekomendasi

Namun perlu kita perhatikan bahwa awan yang berwarna hitam itu belum tentu awan Cumulonimbus dan awan Cumulonimbus tidak selalu berwarna hitam, hitam atau tidaknya itu bergantung pada massa air yang terkandung di dalam awan.

Awan dengan massa air yang banyak terlihat lebih hitam atau gelap karena sinar matahari tidak dapat menembus dasar awan.

Sebaliknya, awan dengan kandungan air yang sedikit akan terlihat putih seperti kapas dan sinar matahari dapat menembus awan tersebut.

Mengingat hal-hal buruk yang dapat ditimbulkan oleh awan cumulonimbus, seyogyanya kita berhati-hati dan waspada apabila di daerah kita terdapat awan tersebut.

Begitu pula bagi seaorang pilot harus dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat apabila pesawat yang sedang dikemudikannya akan melewati awan Cumulonimbus.

Selain itu, pihak navigasi bandara dan pelabuhan juga harus memerhatikan kondisi cuaca yang sedang maupun yang akan terjadi dengan melihat data-data cuaca maupun peringatan dini cuaca buruk yang disediakan oleh BMKG demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas